REPUBLIKA.CO.ID,BALEENDAH -- Sekitar 65 warga di Kampung Cibadak, Desa Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung keracunan setelah makan nasi kuning dalam sebuah acara syukuran rumah baru warga setempat, Jumat (22/5) siang.
Namun, pada malam harinya, warga yang menyantap hidangan tersebut mulai mengalami pusing dan sakit perut.
Yayah Rokayah, warga yang menjadi korban, menuturkan, rasa pusing, mual, dan mabuk baru mulai terasa pada sekitar pukul 23.00 WIB.
"Yang jadi korban paling banyak anak-anak," tutur Yayah, Ahad (24/5).
Saat ini, Yayah berada di Rumah Sakit Al-Ihsan Baleendah untuk mendapatkan perawatan. Kata dia, korban yang saat ini berada di rumah sakit yang sama, yakni Eti Maryati dan dua cucunya, Rafi Saputra dan Sidqi Saputra.
Sebelumnya, lanjut dia, banyak korban yang dirawat bersamanya di rumah sakit yang sama. Namun, mereka sudah diperbolehkan dokter untuk kembali ke rumah. "Dua cucunya kata dokter masih harus dirawat, karena masih sakit," kata dia.
Sementara itu, korban lain, Eti Maryati, pun merasakan hal yang sama bersama anaknya. Ia baru merasakan sakit perut dan mual itu pada Sabtu (23/5) pagi. "Anak saya paling banyak makan, dia nangis terus pengen makan," ujar dia.
Eti menambahkan, nasi kuning yang disajikan sebenarnya tidak tampak aneh. Tapi, ia mengakui, tekstur nasi tersebut lembek dan lengket. "Ya karena kelihatannya biasa saja, semuanya pada makan," ujar dia.
Kepala Kepolisian Sektor Baleendah Kompol Suhari menyatakan, pihaknya masih menyelidiki kejadian tersebut sehingga sampai saat ini masih belum ada kepastian soal penyebab keracunan tersebut.
Pihaknya pun sudah mengambil sampel makanan, yakni berupa nasi kuning dan telur untuk diteliti di laboratorium. Hasilnya, kata dia, bakal keluar sekitar dua hari lagi.
"Saat ini fokus ke kesembuhan korban dulu," ujar dia.
Apalagi, penyelidikan makin sulit dilakukan karena pemilik rumah pun mengalami keracunan. Polisi pun belum memperoleh keterangan lebih lanjut dari pasangan suami-istri itu.
Saat ini, ada 51 korban yang dirawat di Rumah Sakit Al-Ihsan, tujuh orang di Rumah Sakit Bina Sehat, tujuh orang di klinik praktek.