Selasa 26 May 2015 21:26 WIB

Pilkada Jadi Momentun Baik untuk Islah Golkar

Rep: C23/ Red: Indira Rezkisari
Rapimnas II Golkar. Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol Agung (tengah) bersama fungsionaris partai memberikan paparan saat pembukaan Rapimnas II Partai Golkar versi Munas Ancol di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (19/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Rapimnas II Golkar. Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol Agung (tengah) bersama fungsionaris partai memberikan paparan saat pembukaan Rapimnas II Partai Golkar versi Munas Ancol di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Komite Pemilih Indonesia (TEPI) Jerry Sumampouw mengatakan proses islah di internal Partai Golkar masih akan berlangsung alot. Hal ini karena tokoh-tokoh yang memotori Golkar untuk islah, yaitu Jusuf Kalla (JK) dan Akbar Tandjung, masih memiliki kedekatan pada masing-masing kubu yang bersengketa.

"Pak JK lebih dekat ke Agung Laksono. Sedangkan Pak Akbar Tandjung dekat ke Aburizal Bakrie (Ical)," kata Jerry, Selasa (26/5). Atas dasar ini pula, Ia menilai, proses islah masih akan berlangsung alot.

Meskipun masih akan berlangsung alot, ungkap Jerry, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) jadi momentum yang baik untuk Golkar melakukan islah. "Karena ada semangat, baik DPP dan DPD-DPD untuk segera menyelesaikan masalah ini," tambahnya.

Selain itu, islah jelang Pilkada ini memang dibutuhkan Golkar. Karena jika tidak islah, menurut Jeryy, Golkar telah mengambil risiko politik yang besar, yaitu absen dalam perhelatan Pilkada.

Dengan islah pula, Golkar tidak akan mengganggu jalannya Pilkada serentak di Indonesia. "Itu menjadi urgensi dari islah Golkar, yaitu membuat proses Pilkada serentak menjadi lancar," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement