REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Langkah Irak menggunakan pasukan Iran untuk memimpin serangan melawan ISIS dikhawatirkan akan menyebabkan ketergantungan pada Iran, Rabu (27/5).
Dampaknya akan mengasingkan Sunni di Irak dan memperdalam perpecahan sekte di kawasan tersebut. AS mengatakan langkah tersebut tidak membantu dalam merebut kembali Anbar.
Warga Irak juga mengeluh mengenai nama kelompok militan Iran yang disebut Labeyk Ya Hussein. "Ini sangat sekterian," ujar warga Anbar, Salam Ahmed.
Perdana Menter Iraki Haider al Abadi sendiri sebelumnya enggan mengirim pasukan Iran dengan militannya ke Anbar. Dia khawatir mereka justru mendominasi populasi di Anbar nantinya.
Namun langkah ini terpaksa dilakukan karena ISIS telah menguasai Ramadi. Sebanyak 2.000 militan Iran tiba di Habbaniya Ramadi untuk membersihkan ranjau di wilayah tersebut.