Jumat 29 May 2015 09:32 WIB

Tri Rismaharini Respons Surat Terbuka Mega

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Prayogi
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merespons surat terbuka yang ditujukan kepadanya dari salah satu atlet atletik Mega Aramita yang tidak masuk dalam tim Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) perwakilan Surabaya.

"Wali kota perempuan di Surabaya ini sudah siap menerima Mega. Tadi saya mendapat informasi kalau bu Risma sudah menghubungi Dispora bertanya soal Mega," kata orang tua Mega, Endang, saat menghadiri undangan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) di kantor Dispora Surabaya, Kamis (28/5).

Kepala Bidang Olahraga dan Prestasi Dispora Surabaya Edi Santoso saat menggelar pertemuan dengan orang tua Mega Aramita mengatakan parameter keberangkatan atlet ke Porprov adalah mereka yang berprestasi dan berpeluang mendapatkan medali emas, perak atau perunggu.

"Pencoretan atlet adalah kewenangan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Surabaya dengan alat ukur yang sudah ditentukan seperti limit atau batas waktu," katanya.

Menurut dia, KONI tidak akan memberangkatkan atlet yang tidak mampu mencapai batas waktu atau limit yang telah ditentukan, meski dalam seleksi Porprov menduduki peringkat 1. Edi menjelaskan, hasil terakhir dalam Kejuaraan Daerah (Kejurda) Jawa Timur Terbuka 2015, Mega berada di peringkat 4, sehingga KONI tidak memberangkatkannya ke Porprov 2015.

"Di cabang atletik, Surabaya mengincar nomor estafet, sesuai dengan hasil yang diperoleh pada Kejurda Jatim," katanya.

Terkait dengan sikap Dispora, Endang selaku ibu Mega, mengatakan jika memang yang digunakan alat ukur adalah hasil Kejurda Jatim 2015, pihaknya tidak bisa berbuat banyak.

Namun, Endang mempertanyakan ketidakmampuan Dispora dalam menunjukkan piagam penghargaan yang diperoleh atlet yang prestasinya berada di bawah Mega. Hal ini, kata Endang, sempat disampaikan Edi bahwa piagam penghargaan bisa dilihat di kantor Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kota Surabaya.

"Kalau KONI mematok piagam di Kejurda, jelas Mega tidak punya. Tapi ketika saya tanya soal piagam penghargaan atlet cadangan yang berangkat ke Porprov, mereka tidak bisa menunjukkan," cetusnya.

Terkait dengan sikap selanjutnya, Endang mengatakan akan melihat perkembangan. Yang terpenting saat ini adalah memulihkan kondisi psikis Mega yang sempat turun setelah dinyatakan tidak lolos dalam tim Porprov kota Surabaya.

Ia juga berharap, di masa mendatang tidak ada kejadian seperti ini. Jika terus terjadi, nasib atletik di kota Surabaya tidak akan semakin baik. Adapun isi surat terbuka itu adalah berbagi cerita dan pengalaman selama perjalanannya sebagai atlet yang membela Surabaya melalui Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kota Surabaya.

Mega mengatakan, ketidakadilan yang dialaminya adalah tidak adanya alasan pencoretan dirinya dari skuad atletik kota Surabaya di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur pada 6-13 Juni 2015. Sebelumnya, Mega sempat muncul di tim cadangan, sebelum akhirnya digantikan oleh atlet yang prestasinya jauh di bawahnya.

Jika bertemu dengan Risma, Mega akan mengutarakan kegelisahan, kesedihan serta penderitaan yang dialami pascapencoretan namanya dari tim atletik kota Surabaya. Selain berkirim surat terbuka melalui Facebook milik Rismaharini, Mega juga mengantarkan surat tersebut secara langsung kepada Rismaharini serta PASI kota Surabaya, KONI Surabaya dan Jatim serta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya.

Selama membela kota Surabaya, Mega banyak meraih prestasi di antaranya meraih dua medali perunggu di nomor lompat jauh putri pada Kejurnas Atletik Antar Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)-Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) 2015 di Aceh. Meraih dua medali perak di Pekan Olahraga Daerah (Popda) Jawa Timur 2014 , serta satu medali emas di Kejuaraan Daerah Jawa Timur 2014.

Pada seleksi Porprov 2015 ini, Mega juga berhasil menduduki peringkat 1 untuk nomor lompat jauh.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement