REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyatakan mundur dari tugasnya sebagai utusan PBB untuk Timur Tengah, pada akhir Juni mendatang. Ia beralasan ingin fokus pada diplomasi regional sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan Israel-Arab.
Dilansir Aljazirah Kamis (28/5), Blair menulis kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Rabu (27/5), yang menyatakan ia mengundurkan diri dari peran yang telah ia jalani selama delapan tahun. Keputusan akan mulai berlaku pada akhir Juni mendatang.
Blair mewakili Kuartet, PBB, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia dalam pembicaraan perdamaian Timur Tengah. Mundurnya Blair mencerminkan keadaan mengerikan dalam upaya perdamaian Timur Tengah.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Kuartet menyampaikan apresiasi mendalam mereka kepada Tony Blair. Menurutnya sebagai utusan Kuartet di Timur Tengah Blair telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk perdamaian Israel-Palestina.
"Kuartet apresiasi upaya Blair selama ini dalam memberika pelayanan yang luar biasa dan menegaskan kembali komitmennya untuk memajukan perdamaian dan kemakmuran bagi Israel dan Palestina," ungkap pernyataan Kuartet.
Sebuah sumber yang dekat dengan Blair berbicara dengan syarat anonim mengatakan, Blair akan berkonsentrasi pada penguatan hubungan Israel dan dunia Arab yang lebih luas. Blair menurutnya akan lebih berfokus pada diplomasi regional.
Pejabat lain mengatakan, Blair menderita 'frustasi' karena memiliki mandat terbatas dalam perannya ini. Pejabat mengatakan, Blair merasa kantornya telah memiliki tim dengan kepemimpinan kuat dan saat ini waktunya untuk mundur.
Komentar lain datang dari pejabat senior Palestina Nabil Shaath. Ia mengaku senang dengan mundurnya Blair. Ia menuduh selama ini upaya Blair dalam perdamaian tak efektif dan cenderung kalah dengan tekanan Israel.
"Saya senang Tony Blair mundur. Selama delapan tahun, Tony Blair tak membuat kontribusi untuk Palestina. Ia tak pernah mengusulkan sesuatu yang tak disetujui Israel. Ia bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan Israel dan Amerika," kata Shaath.