REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Sekjen DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyatakan, partainya ogah mencetak 'Ahok-Ahok' baru. Tapi ia tidak menjelaskan alasan mengapa Gerindra enggan mencetak Ahok-Ahok baru, apakah karena sikap atau perilaku Gubernur DKI Jakarta itu.
Pernyataan itu sebelum kembali ke Jakarta, Sabtu, usai menghadiri Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin. Ia hanya mempersilakan mengikuti pemberitaan media massa untuk mengetahui siapa itu Ahok sebelum menjadi Wakil Gubernur DKI hingga kini sebagai orang nomor satu di jajaran pemerintah provinsi (Pemprov) di Ibu Kota Negara tersebut.
Pada Rapimda itu pula, dia mengingatkan kader-kader Gerindra, baik sebagai wakil rakyat maupun selaku pejabat negara, seperti kepala daerah harus tetap secara intensif berkomunikasi dengan rakyat dan partai politik (Parpol) yang mengusungnya. Karena, menurut dia, jadinya kader Gerindra sebagai wakil rakyat ataupun pejabat negara, bukan semata-mata atas perjuangan diri sendiri, tapi tak bisa terlepas dari peran partai dan dukungan rakyat.
"Memang seseorang wakil rakyat dan pejabat negara merasa keberhasilannya itu atas perjuangan diri sendiri, mengenyampingkan pendukung lain, maka tak mustahil yang bersangkutan akan ingkar janji dan tidak peduli terhadap parpol pengusung/pendukung," demikian Had Muzani.