Ahad 31 May 2015 01:45 WIB
Skandal FIFA

Blatter Kecam Sikap Pejabat UEFA

Rep: C80/ Red: M Akbar
Sepp Blatter mengacungkan jempol usai terpilih kembali sebagai presiden FIFA dalam Kongres FIFA ke-65 di Hallenstadion, Zurich, Swiss, Jumat (29/5).
Foto: AP
Sepp Blatter mengacungkan jempol usai terpilih kembali sebagai presiden FIFA dalam Kongres FIFA ke-65 di Hallenstadion, Zurich, Swiss, Jumat (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Presiden FIFA Sepp Blatter merespons kritikan dari sejumlah pejabat UEFA kepada dirinya. Pascaterpilih lagi sebagai orang nomor nomor satu FIFA, UEFA telah menyampaikan penolakan untuk mengakui Blatter dan menyebutkan kepemimpinannya tidak akan bertahan lama.

Hal tersebut disampaikan Blatter setelah UEFA menolak proposal FIFA untuk mendirikan komite etik independen, untuk melakukan uji integritas terhadap anggota komite eksekutif sebelum mereka berkantor. ''Penolakan oleh UEFA ini tidak dapat diterima,'' kata Blatter seperti dilansir Reuters, Ahad (31/5).

Blatter malah kembali mengkritik lembaga sebesar UEFA yang tidak memiliki komite etik independen. Padahal, UEFA semestinya menjadi contoh bagi konfederasi -konfederasi lain. ''Ini tidak dapat diterima,'' kesalnya lagi.

Menurut Blatter, pertemuan kedua organisasi tersebut dilakukan untuk saling bekerja sama, terutama untuk melindungi Piala Dunia. Sebab, pasca terungkapnya skandal suap di tubuh FIFA, keabsahan penentuan tuan rumah Piala Dunia 2018 di Rusia dan 2022 di Qatar dipertanyakan. ''Mereka perlu FIFA dan FIFA membutuhkan UEFA,'' ujar Blatter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement