REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pakar keamanan siber dan komunikasi, Pratama Persadha menilai adanya kasus pengendalian perdagangan narkoba diakibatkan keamanan lapas yang minim. Menurutnya command center yang bisa untuk memantau CCTV dan komunikasi bisa dioptimalkan untuk meminimalisir tindakan tersebut.
"Command center itu juga bisa kok dikelola tim bersama yang dibentuk Polri," kata Pratama dalam pernyataan tertulisnya yang diterima ROL. Senin (1/6).
Menurutnya, tak hanya bisa dikelola oleh Polri saja namun bisa bekerja sama dengan kementerian Hukum dan HAM (Kemenhumkam), Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Lembaga Sandi Negara.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan adanya sistem tersebut maka aka nada pemantauan yang lebih ketat. Sehingga, masih menurut Pratama akan tercipta pemeriksaan dan keseimbangan dalam keamanan di lapas.
Terkait dengan hal tersebut, sistem yang sudah bagus tersebut jika sudah diterapkan harus diimbangin dengan pengamanan yang kuat. "Bila nanti ada command center untuk mengontrol jammer, signal detector dan CCTV, sebaiknya nanti sistem itu diamankan dengan teknologi enkripsi. Seperti secure Virtual Private Network (VPN) misalnya," kata Pratama.
Diketahui, menurut Pratama adanya pengendalian perdagangan narkoba di dalam lapas mempertegas apa yang disampaikan oleh menteri luar negeri yang menyatakan perputaran uang narkoba di Indonesia cukup besar, sekitar 43 persen dari total Rp 110 triliun di kawasan Asia Tenggara. Angka tersebutlah yang membuat bandar narkoba tak akan jera hanya dengan hukuman penjara dan vonis mati.