REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti menilai keputusan Sepp Blatter mundur dari jabatan presiden FIFA sangat tepat. Sebab pendukungnya untuk berada di kursi tertinggi federasi sepak bola dunia tersebut tidak banyak. Federasi sepak bola Eropa (UEFA), klub, dan suporter tak lagi meliriknya yang sudah memimpin FIFA selama 17 tahun itu.
"Itu yang terbaik buat Blatter saat tidak adalagi yang mendukungnya sebagai presiden (FIFA)," ujar La Nyalla Matalitti kepada Republika, Rabu (3/6).
La Nyalla mengatakan, ketika tidak ada dukungan akan sulit untuk memimpin sebuah federasi dengan baik. Meskipun sudah berkali-kali menjabat sebagai pucuk pimpinan tertinggi federasi sepakbola dunia. Setelah mundurnya Blatter dari jabatannya itu, La Nyalla tetap menaruh rasa hormat pada pria berkebangsaan Swiss tersebut.
Bagi dia, Blatter adalah pemimpin yang baik selama 17 tahun terakhir. Blatter selalu buat perubahan-perubahan terhadap organisasi FIFA. Tapi, La Nyalla menyayangkan pria berusia 79 tahun tersebut di akhir jabatannya malah dituding melakukan korupsi.
Padahal ia bersih dari kasus korupsi seperti yang ditudingkan kepadanya. "Masalah yang menimpa Blatter itu sama halnya dengan yang menimpa saya," aku La Nyalla.
Dia menyebutkan, yang menuding Blatter sama halnya dengan kemenpora menuding dirinya ataupun PSSI punya mafia-mafia bola. Tapi, ketika kemenpora disuruh membuktikan itu, Kemenpora tidak mampu. Sekarang hasilnya sepak bola Indonesia malah hancur.