REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- External Relation Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV, Roberth MV Dumatubun, memastikan ketersediaan gas Elpiji 3 kg di masyarakat Wonogiri dalam kondisi cukup tanpa adanya pengurangan suplai. Dia juga membantah berita yang menyebutkan Gas Melon di wilayah Wonogiri tembus Rp 25 ribu.
Dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id, Roberth mengatakan ketersediaan Elpiji 3 kg bersubsidi di Wonogiri dan sekitarnya dalam kondisi cukup tanpa adanya pengurangan. ''Tidak terjadi kekurangan suplai,'' kata Roberth.
Untuk memberi kenyamanan warga atau konsumen rumah tangga, Pertamina telah melakukan operasi pasar di kantor kelurahan Giritirto, Kabupaten Wonogiri, pada 29 April. Operasi pasar menyalurkan 720 tabung dengan harga jual sesuai harga eceran tertinggi (HET) di tingkat pangkalan sebesar Rp 15.500.
Dari total 720 tabung yang disiapkan pada operasi pasar yang dilakukan dari pukul 09.00-14.30 WIB, hanya sebanyak 425 tabung laku terjual. ''Hal ini membuktikan bahwa tidak terjadi kekurangan suplai karena operasi pasar tidak terserap habis di masyarakat,'' katanya.
Tim Pertamina, Disperindag, dan Hiswana Migas pun telah melakukan pengecekan langsung di lapangan sampai ke tingkat pangkalan sebagai lembaga penyalur resmi.
Hasil dari pengecekan di lapangan, harga jual di tingkat agen resmi sesuai dengan HET sebesar Rp 15.500 di tingkat pangkalan. Sedangkan di tingkat pengecer (bukan penyalur resmi), harga berkisar antara Rp 17.000 - Rp 19.000.
Pertamina menyediakan alokasi penyaluran Elpiji 3 kg bersubsidi di bulan April sebesar 406.840 tabung atau 15.647 tabung per hari untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.
Untuk mewujudkan pendistribusian yang tepat sasaran, Pertamina menghimbau dan mengharapkan masyarakat untuk mendapatkan Elpiji 3 kg bersubsidi di pangkalan Elpiji sebagai lembaga penyalur yang resmi. Saat ini di Wonogiri sudah tersedia 767 pangkalan Elpiji.