Murid Kesayangan Istri Rasul dan Perawi dari Kalangan Hawa

Rep: c62/ Red: Didi Purwadi

Senin 08 Jun 2015 03:33 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto:

Amrah Binti Abdurrahman

Amrah binti Abdurrahman. Amrah dianggap memiliki otoritas tinggi dalam meriwayatkan Hadits yang berasal dari Aisyah Radiallahhu anha. Di antara muridnya adalah Abu Bakar bin Hazm, hakim terkemuka di Madinah yang mendapat perintah untuk menulis seluruh Hadits yang berasal dari riwayat Amrah binti Abdurrahman.

Ketika Umar bin Abdul Aziz memutuskan membukukan Hadits-hadits Nabi, ia memberi prioritas kepada Amrah binti Abdurrahman, murid terbaik Aisyah. Sang Khalifah berpendapat bahwa tidak tersisa lagi orang yang paling mengerti Hadis Aisyah ra, melebihi Amrah binti Abdurrahman.

Al-Qasim bin Muhammad menyarankan kepada Imam az-Zuhri agar belajar Hadits kepada Amrah. Setelah mendapat saran tersebut, az-Zuhri bergegas mendatangi majelis Amrah binti Abdurrahman. Setiap mengikuti majelis tersebut, az-Zuhri merasa kagum dan mengakui bahwa ilmu Amrah binti Abdurrahman seperti lautan luas yang tak pernah surut.

Selain berguru kepada Aisyah ra, Amrah juga belajar kepada istri Rasulullah lainnya seperti Ummu Salamah dan banyak sekali sahabat wanita. Karena berguru pada istri Rasulullah Saw, ia pun mewarisi hal istimewa yang jarang didapat pada ahli Hadits lain, yaitu banyak mengetahui secara khusus perilaku Rasulullah Saw.

Karena kealiman dan penguasaannya yang sangat luas terhadap Hadits-hadits Rasulullah, Imam Adz-Dzahabi menjulukinya sebagai wanita alim yang luas ilmunya dan ahli fiqih serta pendapatnya dijadikan sandaran.

Amrah binti Abdurrahman tinggal di Madinah dan menerangi banyak orang dengan ilmunya sampai akhir hayatnya tiba. Ia wafat tahun 98 Hijriyah dan dikuburkan di pemakaman Baqi.

Terpopuler