REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali mengapresiasi upaya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk mendamaikan (islah) kepengurusan partai tersebut. "Soal islah PPP itu tergantung pada Pak JK dan Yasonna (Laoly), kedua tokoh itu paling banyak tahu dan menangani kekisruhan di PPP dan yang mengislahkan PPP. Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pak JK setelah sukses mengislahkan Golkar lalu mau mengislahkan PPP," kata Surya di gedung KPK Jakarta, Senin (8/5).
Islah oleh Jusuf Kalla itu awalnya disampaikan oleh Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta Djan Faridz yang meminta agar JK tidak hanya mendamaikan dua kubu di Partai Golkar tapi juga di PPP sebagai satu-satunya partai Islam di Indonesia. Jusuf Kalla sendiri mengatakan siap menjadi fasilitator islah atau perdamaian bagi PPP. "Bisa, Insya Allah. Kalau diminta pasti siap saja," kata JK pada 1 Juni 2015.
Namun islah yang diharapkan oleh Surya adalah islah antara Djan Faridz dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly, bukan dengan ketum PPP versi Muktamar Surabaya Romahurmuziy alias Romi. "Islah yang terpenting adalah islah antara Djan Faridz dengan Yasonna Laoly, bukan dengan Romi karena Romi hanya pion saja. Dia ada yang menggerakkan di belakangnya. Siapa di belakangnya? Itu saja dulu," tambah Surya.
Selanjutnya terkait Pilkada, Surya pun mendukung rencana Djan Faridz akan menitipkan kadernya pada parpol lain seperti Gerindra jika partai yang dipimpinnya tidak bisa mengikuti Pemilihan Kepala Daerah serentak tahap pertama Desember mendatang. "Normal bila PPP meminta dukungan dari partai lain. Itu biasa. Kalau kita punya tokoh yang bisa dijual untuk Pilkada minta dukungan dari partai lain itu biasa. Apabila ada pembicaraan dengan Gerindra untuk memasukkan orang PPP ke Gerindra kemudian Gerindra mendukung itu adalah hal yang biasa," ungkap Surya.
Surya sebelumnya juga sudah menerima kunjungan para elit Koalisi Merah Putih ke rumah tahanan detasemen polisi militer (Rutan Denpom) Guntur, tempat ia ditahan KPK sejak 10 April 2015 .Para elit KMP yang membesuk Surya adalah ketua umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta Djan Faridz, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie dan politisi lain seperti Azis Syamsudin, Edi Suparno, dan mantan Ketua PAN Amin Rais.