REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Senin (8/6) pagi, seorang ibu melahirkan bayinya tepat di gerbong kereta khusus wanita Commuter Line, dengan rute perjalanan Tangerang-Tanah Abang.
Sarmunah (29), seorang ibu yang beralamat di Jalan Petojo Utara Lima, RT 002/RW 003, Kota Tangerang, melahirkan bayinya tepat di sebuah bangku Commuter Line jurusan Tangerang-Tanah Abang. Sarmunah akhirnya dibawa ke Puskesmas Kecamatan Tambora, Jalan Krendang Utara Nomor 4, Tambora, Jakarta Barat, untuk sesegera mungkin mendapatkan pertolongan dan menyelesaikan persalinannya, sekaligus, menyelematkan sang bayi.
Kepala Stasiun Duri, Muhammad Badrus, yang ditemui di kantornya Senin (8/6) sore, menuturkan kalau kereta Commuter Line tersebut masuk ke Stasiun Duri sekitar pukul 09.10 pagi. Kereta tersebut merupakan Commuter Line dengan jurusan Tangerang-Tanah Abang, yang melewati Stasiun Duri.
Badrus mengatakan jika Sarmunah berada di gerbong delapan, yang mana, gerbong tersebut berada di bagian belakang dan merupakan gerbong khusus wanita.
Badrus menjelaskan jika di dalam kereta Commuter Line tersebut, ada penumpang lain yang sedikit banyak mengerti tentang persalinan, dan membantu Sarmunah melahirkan bayinya tersebut. Badrus mengatakan, kalau sang bayi kemungkinan sudah mulai keluar dari rahim sang ibu beberapa saat sebelum sampai Stasiun Duri.
Sehingga, sejumlah orang sudah bisa melihat bayi tersebut saat sang ibu dibawa keluar oleh petugas keamanan. Badrus menegaskan kalau kejadian itu baru pertama kali terjadi di tempatnya.
Tetapi, penumpang yang jatuh pingsan di dalam kereta dan diberikan pertolongan petugas stasiun memang cukup banyak. Maka dari itu, Badrus mengimbau kepada masyarakat, agar memahami kondisi kesehatannya dan tidak memaksakan untuk bepergian, atau paling tidak harus ditemani saat kondisi badan kurang fit.
"Pahami kondisi badan, paling tidak ditemani kalau kurang enak badan tapi terpaksa harus pergi," pesannya.
Salah satu petugas keamanan yang membawa Sarmunah keluar dari gerbong kereta, Cokro Winoto, menerangkan kalau ia beserta tiga orang petugas keamanan lain, membawa keluar Sarmunah dengan sebuah tandu yang memang disiapkan di Stasiun Duri. Cokro menyebut jika saat pertama kali ditemui,
Sarmunah sedang bersandar di salah satu bangku, dan dikelilingi para penumpang lain yang juga ikut membantu untuk menenangkan. Saat ia dan beberapa rekannya mencoba membawa Sarmunah keluar dari gerbong, ia sempat melihat sebagian badan yang sudah keluar dari rahim sang ibu sekitar setengah badan.
Cokro mengaku langsung membawanya keluar Stasiun Duri, dan langsung memberhentikan srbuah mikrolet dengan nomor trayek M41, agar segera dibawa ke Puskesmas Kecamatan Tambora, yang letaknya tidak terlalu jauh dari stasiun. "Pas dibawa keluar udah keliatan bayinya makanya langsung bawa ke angkot," katanya.
Dari keterangan Cokro, Sarmunah diantarkan dua orang petugas keamanan Stasiun Duri, yang ikut membawa dan mengantarkannya ke puskesmas. Menurut Cokro, dua petugas keamanan tersebut baru kembali ke stasiun sekitar pukul 10.30.
Cokro juga mengaku tidak melihat ada teman atau keluarga yang mengantarkan Sarmunah, sehingga, bisa disimpulkan kalau Sarmunah memang bepergian sendiri meski sudah hamil besar.
Sementara itu, Dokter Penanggung Jawab Rumah Bersalin, Puskesmas Kecamatan Tambora, Ira Nola Lingga, mengaku tidak bisa memberikan banyak komentar dan keterangan mengenai Sarmunah. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena Sarmunah melarang pihak puskesmas untuk mempublikasikan segala keterangan medis tentang dirinya.
Sayangnya Ira juga tidak bisa mejelaskan secara rinci mengenai alasan sang ibu tidak ingin data dirinya dipublikasikan.