Selasa 09 Jun 2015 14:21 WIB

Zuckerberg Terinspirasi Buku 'The Muqaddimah' Ibnu Khaldun

Rep: C26/ Red: Ilham
Facebook CEO Mark Zuckerberg sits for audience questions in an onstage interview for the Atlantic Magazine in Washington, September 18, 2013.
Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Facebook CEO Mark Zuckerberg sits for audience questions in an onstage interview for the Atlantic Magazine in Washington, September 18, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Facebook, Mark Zuckerberg, memiliki resolusi yang cukup sederhana pada tahun 2015, yakni membaca buku tiap dua minggu sekali. Hasil bacaannya ini kemudian selalu didiskusikan dengan komunitasnya di Facebook.

Hal yang menarik kali ini, Zuckerberg memilih buku 'The Muqaddimah' karya Ibnu Khaldun sebagai buku ke-11 yang akan didiskusikannya bersama klub bukunya, 'A Year Book'. Padahal, biasanya ia lebih memilih buku-buku kontemporer yang kebanyakan terfokus pada masyarakat dan bisnis. Sebagian besar pilihannya juga mengeksplorasi isu melalui sudut pandang sosiologis.

Zuckerberg menilai, buku karya Ibnu Khaldun yang ditulis pada tahun 1377 merupakan karya menarik dari seorang intelektual Islam. Banyak dari apa yang dulu diyakini benar kini terbukti tidak sesuai, setelah kemajuan 700 tahun kemudian.

"Ini adalah sejarah dunia ditulis oleh seorang intelektual tinggi di tahun 1.300-an. Ini berfokus pada kehidupan masyarakat dan aliran budaya, termasuk penciptaan kota, politik, perdagangan, dan ilmu pengetahuan," katanya dalam halaman Facebook pribadinya, seperti dilansir dari Businness Insider, Selasa (9/6).

Zuckerberg menyebut pemahaman saat ini akan menarik dibahas pada kemudian hari. Hal itu untuk melihat sampai kapan sesuatu dianggap benar hingga terbukti sebaliknya. Karena sesungguhnya perubahan bisa saja terjadi seiring kemajuan ilmu pengetahuan.

'The Muqaddimah' yang diterjemahkan menjadi 'The Introduction' merupakan buku yang membahas unsur-unsur universal dalam perkembangan umat manusia. Pembahasan buku ini dianggap sebagai upaya untuk menanggalkan kebiasan dari catatan sejarah sebelumnya.

Menurut Ensiklopedia Britannica, sejarawan Inggris, Arnold Toynbee J, menjelaskan buku ini berisi filsafat sejarah yang tidak diragukan lagi sebagai karya terbesar dari jenisnya. Belum ada yang dapat menandingi pikiran Ibnu khaldun yang tertuang dalam buku tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement