REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rupiah tengah disebut-sebut berada dalam rekor terburuknya sejak krisis ekonomi 1998. Pergerakan rupiah sudah menembus level Rp 13.000/ dolar AS. Bahkan hari ini sesuai data Bloomberg sudah bergerak pada level Rp 13.320 yang kian mendekati level Rp 13.400/ dolar AS.
"Jadi ya wajar kok kalau rupiah melemah," tutur pengamat ekonomi pasar uang, Kiswoyo Adi Joe kepada ROL, Rabu (10/6).
Menurutnya, ia tidak terlalu setuju jika pelemahan rupiah sekarang dikaitkan dengan kondisi rupiah yang juga buruk pada saat krisis ekonomi 1998.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kondisi rupiah yang melemah hingga menembus diatas level Rp 13.000/ dolar AS hanya karena dampak perekonomian AS. Menurutnya, tren perekonomian di AS memang sedang mengalami kenaikan yang sangat drastis.
"Buktinya penguatan dolar AS nyaris terjadi terhadap semua mata uang di dunia yang terkena dampak," jelas Kiswoyo.
Maka menurutnya, pelemahan terhadap rupiah terjadi karena kebanyakan mata uang yang berbanding dengan dolar AS sedang mengalami perlawanan akibat naiknya dolar.
Diketahui dari Bloomberg, beberapa mata uang yang disandingkan dengan dolar AS yang mengalami penurunan ada mata uang Jepang Yen (USD/ JPY) turun 1,03 persen pada level 123.06 per dolar AS, Australian Dollar (AUD/ USD) turun 1,03 persen pada level 0,7689/ dolar AS, dan Canadian Dollar (USD/CAD) turun 0,15 persen pada level 1,2318/ dolar AS.