REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gagasan lembaga pendidikan Islam bertaraf internasional yang dilontarkan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam pembukaan Forum Ijtima’ Ulama MUI Senin (8/6) kemarin diyakini mampu menghasilkan ilmuwan berkarakter Islami.
“Selayaknya kita sambut gagasan mengenai universitas Islam internasional ini. Saya melihat banyak sekali yang perlu kita bahas secara internasional,” ujar Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim, Tuty Alawiyah, Rabu (10/6).
Ia menilai, lembaga pendidikan Islam internasional dibutuhkan untuk mencetak ilmuwan-ilmuwan yang berkarakter ulama atau ulama intelektual. Masalah di ranah hukum Islam membutuhkan pembahasan bersama di tingkat global.
Tuty menuturkan, ia juga sudah sejak dua tahun lalu berencana membuat universitas Islam internasional di lahan seluas 10 hektare di Sentul. Ia berniat akan memproyeksikan gagasan lembaga pendidikan Islam internasional.
Rektor Universitas Islam As Syafi’iyah, Jakarta ini optimistis dengan sumber daya manusia yang dimiliki saat ini. Indonesia mempunyai banyak lulusan S3 dari Kairo atau Timur Tengah. Potensi lulusan dalam negeri juga bisa dipertimbangkan, seperti alumni-alumni UIN dan beberapa universitas Islam.
“Mereka bisa diajak untuk berpikir bagaimana menyangkut lembaga pendidikan internasional ini. Saya kira ada, pak Jokowi mungkin juga sudah banyak mendapat masukan tentang itu,” ujar Tuty.