REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemberhentian total Indonesia Super League (ISL) membuat sejumlah klub membubarkan pemainnya. Salah satu tim LSI yang resmi membubarkan pemainnya adalah PSM Makassar.
Akibatnya sejumlah pemain tidak lagi berdiam di mess melainkan di rumah masih-masing. Bahkan pemain asing harus mengontrak untu berdiam di Makassar.
Sayang bagi pemain asing PSM Boman Aimen, uang yang dia miliki setelah Liga Indonesia berhenti tidak cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Bahkan listrik kontrakan poun harus dibayarkan pemilik tim amatir tempat Boman bernaung sekarang.
"Dia tinggal di jalan Dg tata, listriknya sudah beberapa kali saya bayarkan karena tidak punya uang, pulsa juga sudah tidak punya," ujar pemilik tim Matindo FC Soefian Abdullah, Rabu (10/6).
Soefian yang menjadi penghubung Boman dengan media menjelaskan, saat ini Boman tidak ingin bertemu dengan jurnalis karena dia tidak mau kesulitannya di Makassar terlalu diekspose.
Namun menurut Soefian, beberapa waktu terakhir Bouman nampak pusing dengan keadaanya selama tinggal di Makassar. Boeman sempat prustsi dan tidak tahu harus melakukan apa dengan keadaan Liga Indonesia yang tidak jelask.
"Dia bilang, saya harus bagaimana ?, PSM sudah tidak perlakukan saya dengan profesional, ibu saya sakit di negara asal saya," katanya sembari menirukan kalimat yang diucapkan Bouman.
Soefian juga mengaku telah berkomunikasi dengan pihak PSM. Dari obrolan mereka, pihak manajemen PSM menyebut akan segera mengurus administrasi Bouman termasuk ancaman deportasi dari imigrasi.
"Katanya akan langsung di urus langsung ke Imigrasi pusat, saya tidak perlu sebut nama manajemenya," jelas dia.