REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kapolresta Bekasi Kota, Komisaris Besar Daniel Bolly Tifaona mengimbau seluruh pengusaha minimarket di wilayah setempat memasang perangkat tombol panik yang tersambung langsung dengan markas kepolisian. Sehingga bisa mencegah terjadinya tindak kejahatan, seperti perampokan.
"Saat ini kamera pengintai (CCTV) memang dipasang, namun keamanan yang ada pun tidak bisa menjamin. Maka, harus dipakai alat serupa sirine yang akan terhubung langsung dengan kantor polisi setempat," katanya di Bekasi, Rabu (10/6).
Hal itu dikatakan Daniel menyikapi terjadinya kasus perampokan di tiga lokasi minimarket berbeda dalam satu waktu pada Jumat (5/10) dengan kerugian total mencapai Rp 97 juta. Menurut dia, perangkat tombol panik tersebut dapat dipasang dalam lokasi tersembunyi yang diketahui dan mudah dijangkau karyawan toko agar kejadian serupa bisa dihindari.
Saat tombol tersebut menyampaikan pesan darurat, maka kepolisian wajib meresponnya secara cepat dengan mengirim personel ke lokasi kejadian. Daniel mengaku, hingga kini masih melakukan penyelidikan terhadap perampokan tersebut.
Dia memastikan, perampok tiga mini market yang terjadi di Kota Bekasi pekan lalu itu merupakan satu komplotan berdasarkan ciri-ciri pelaku yang diakui para saksi. "Para saksi mengarah pada ciri-ciri satu kelompok," katanya.
Menurutnya, ciri-ciri pelaku jelas tergambar dalam rekaman CCTV di masing-masing minimarket berjumlah sebanyak enam orang.
Sebelumnya diketahui, para pelaku menggasak uang tunai senilai Rp 20 juta dari minimarket Alfamart 24 jam di KM 9 Jalan Raya Narogong RT 02/04, Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu.
Selang 30 menit kemudian, aksi yang sama terjadi di minimarket Alfamart 24 jam Jalan Wibawa Mukti, Komsen 2, Jatiasih dengan membawa kabur uang tunai Rp 29 juta.
Tidak beberapa lama kemudian, pelaku yang sama menyasar Alfamart 24 jam di Jalan Raya Kemakmuran, Pondokgede, Kota Bekasi dengan uang tunai hasil curian mencapai Rp 48 juta.