REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Ratusan pekerja seks komersial (PSK) eks lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur disinyalir bermigrasi ke Nusa Tenggara Barat.
"Dolly ditutup, eksodus kesini. Kami mendeteksi sekitar 700 orang ke Timur (NTB) dengan mobilitas tinggi," ujar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTB Soeharmanto kepada wartawan di Kota Mataram, Jumat (12/6).
Sebelumnya, ia melansir puluhan anak-anak berusia 18 bulan hingga 14 tahun terkena penyakit HIV/AIDS. Berdasarkan data hingga April 2015, sekitar 53 orang anak terkena HIV/AIDS.
"Anak usia 18 bulan sampai 9 tahun yang berada dalam usia produktif sudah terkena penyakit HIV bahkan AIDS," ujarnya.
Menurutnya, anak-anak yang terkena HIV mencapai 13 orang, sementara yang terkena AIDS sebanyak 40 orang. Dimana, anak-anak yang terkena HIV didominasi oleh perempuan.
Dari kalangan usia produktif, 25-29 tahun, hingga April 2015 terdapat 447 orang yang terkena HIV. Sementara yang terkena AIDS mencapai 577 orang.
Soeharmanto menambahkan masyarakat yang terkena HIV/AIDS paling banyak berada di Kota Mataram dan disusul oleh Lombok Timur, Lombok Barat, dan Lombok Tengah.
Menurutnya, mereka yang terkena HIV/AIDS dikarenakan hubungan seksual, jarum suntik, dan homoseksual. Selain itu, ibu rumah tangga menjadi pihak yang banyak terkena penyakit tersebut.
"Trennya yang tertinggi 2012. Trend sekarang menurun. Meski begitu semua orang mesti berhati-hati," ungkapnya.