Senin 15 Jun 2015 13:07 WIB

Memaknai Hidup Melalui Kematian

Red: Dwi Murdaningsih
Al Azhar Memorial Garden
Foto: Al-Azhar Memorial Garden
Al Azhar Memorial Garden

REPUBLIKA.CO.ID, Kelahiran manusia didunia semata hanyalah untuk mempersiapkan kematian. Meski ditakuti, kematian memiliki hikmah yang apabila dipahami akan mendatangkan ketakwaan dan ketenangan dalam menghadapinya.

Ketika berbicara kematian, terdapat dua obyek yang terkena dampaknya. Pertama orang yang meninggal dunia, kedua keluarga atau orang-orang terdekat yang ditinggalkannya. Bagi orang yang mengerti hikmah kematian, maka ia akan memandang hidup sebagai ujian sekaligus ladang untuk menyuburkan amal ibadah yang ditanamkan sepanjang hidup, hingga kelak memetik hasilnya ketika hayat sudah lepas dari badan.

Hikmah secara bahasa diartikan sebagai pelajaran, yakni kebijaksanaan yang didapat melalui belajar (masmu) atau melalui ilmu yang didapat dengan mengikuti atau mengamalkannya (mathbu). Sedangkan kematian didalam Al-Quran disebut sebagai proses menuju kesempurnaan.

Di dalam Surat Az-Zumar ayat 42 dikatakan kematian disebut dengan “wafat” yang berarti sempurna, dan “imsak” yang berarti menahan. Ketika meninggal dunia,  dikatakan bahwa Allah telah menyempurnakan jiwa manusia, yakni ketika manusia telah menyelesaikan tugasnya sebagai Khalifah yang mengemban amanah sebagai wakil Allah dimuka bumi dan tengah bersiap mempertanggungjawabkan amanahnya dihadapan sang Khalik.