Selasa 16 Jun 2015 19:18 WIB

Tengkorak Kepala Suku Indonesia Laris di Pasar Gelap

Rep: C18/ Red: Ilham
Tengkorak Manusia
Tengkorak Manusia

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ragam suku Indonesia nyatanya membuat sejumah oknum nakal berlomba menjual cagar budaya bangsa. Kali ini yang menjadi incaran adalah terngkorak kepala suku di Indonesia.

"Ya karena suku kita beragam," terang Kepala Sub Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kemenrtian Pendidikan dan Kebudayaan, Widiati, Selasa (16/6).

Widiati mengatakan, tengkorak Suku Asmat dan Suku Anak Dalam kerap diperebutkan kolektor di pasar gelap. Terlebih yang sudah berusia di atas 50 tahun. "Harganya bisa tak ternilai. Saya juga tak bisa memperkirakan," terang Widiati.

Widiati mengatakan, tingginya harga tenkorak dilihat dari bentuk morfologis kerangka.

Permintaan tertinggi tengkorak suku di Indonesia adalah Singapura, Amsterdam, dan Australia. Saat ini, tren permintaan tengkorak suku tengah meningkat. "Memang trennya bervariasi, tapi saat ini tengkorak sedang ramai," ungkap Widiati.

Sebelumnya, Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta menggagalkan penyelundupan enam tengkorak manusia. Tangkapan tersebut berasal dari dua kasus pada kurun Februari-Maret 2015.

Kepala Kantor Bea dan Cukai, Okto Irianto menjelaskan, terngkorak tersebut berusaha diselundupkan melalui kantor pos. Modus yang digunakan pelaku dengan menyembunyikan empat tengkorak ke dalam panci. "Sementara dua sisanya diberitahukan sebagai Craft Shell, Clay, dan Statue," terang Okto.

Keenam tengkorak tersebut rencananya akan diselundupkan ke Amsterdam dan Asutralia. Tengkorak kepala suku Asmat itu berasal daru Surabaya dan Bali. Sayangnya, belum ada pelaku penyelundupan hingga kini belum tertangkap. Okto mengaku Bea dan Cukai masih mengejar pelaku penyelundupan tersebut.

Berdasarkan Undang-undang No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, pelaku penyelundupan diancam enam bulan hingga 10 tahun penjara dan denda paling sedikit Rp 200 juta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement