REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar beberapa turnamen jelang sebagai pengisi pramusim mendapat sambutan dari kapten Persib Bandung, Atep. Hanya saja, Atep belum mengetahui apa timnya bakal mengikuti atau tidak salah satu turnamen tersebut. Rencananya, turnamen tersebut bakal dihelat paling lambat pada awal Agustus mendatang.
Meski demikian, sebagai pemain Atep hanya berharap ada pertandingan yang dilakukan timnya, tidak melihat siapa yang menggelar apakah PSSI atau Kemenpora. Sebab, selain menjaga kebugaran, hal itu juga guna mempertahankan sentuhan atmosfer pertandingan karena vakumnya kompetisi. Atep berharap polemik antara PSSI dan Kemenpora segera berakhir sehingga kompetisi kembali berjalan normal.
Selain itu, menurut dia, pesepakbola membutuhkan latihan rutin serta pertandingan untuk menjaga kualitas dan juga mental bermainnya. "Kalau tidak ada latihan rasanya tidak enak. Saya ingin menjaga kebugaran saya sehingga saat ada kompetisi apapun itu kondisi fisik saya sudah siap," kata Atep, seperti dikutip dari situs resmi Persib, tengah pekan ini.
Hal senada juga diungkap oleh juga diungkapkan oleh pemani Persija Jakarta, Gunawan Dwi Cahyo. Eks pemain timnas U-23 itu itu berharap kompetisi segera berjalan normal lagi. Sehingga, selain dunia persepakbolaan Indonesia bisa keluar sanksi FIFA, sumber mata pencaharian para pemain juga kembali hidup. Sebab tidak semua pemain Indonesia memiliki pekerjaan sampingan selain bermain sepak bola.
Bahkan saat ini Gunawan sendiri masih bingung mencari nafkah untuk keluarganya usai kompetisi terhenti. Sebenarnya Gunawan sempat terpikir untuk terjun di dunia hiburan mengikuti jejak sang istri. Namun bagi dirinya menjadi pemain sinetron membutuhkan banyak waktu, bahkan bisa dari malam hingga pagi hari, dan itu tentu berpengaruh pada kondisi kebugarannya.
Tidak hanya itu, pemain kelahiran 26 tahun silam tersebut kerap mencari uang dengan mengikuti sepak bola antar kampung (tarkam). Hanya saja, tak sembarang event tarkam dia ikuti. "Kalautarkam harus dilihat apakah lapangan enak dan bagus. Hitung-hitung sekali menjaga kondisi. Kalau mendapat penghasilan, mengapa tidak," kata Gunawan.
Sementara itu, presiden Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo Astaman, meminta agar semua pihak tidak melibatkan pemain pada konflik antara PSSI dengan Kemenpora. Pemain PSM Makassar itu, menyebutkan untuk saat ini yang diperlukan para pemain adalah kompetisi kembali berjalan. Menurut dia sudah cukup lama para pemain di Indonesia tidak merasakan habitatnya sendiri, yakni mengikuti kompetisi.
APPI sebenarnya merespons keinginan Kemenpora dalam pembenahan persepakbolaan di tanah air. Namun, dia berharap perbaikan dilakukan tanpa menabrak aturan. Menurutnya pembenahan harus melalui tindakan nyata yang sistematis, artinya harus masuk ke seluk-beluk sepak bola, baik secara organisasi atau regulasi
"Kalau mau lakukan pembenahan atau membuat suatu yang baru, maka jangan bertabrakan dengan aturan yang ada. Nantinya malah menjadi kacau," kata Ponaryo, saat ditemui di sela-sela acara Aqua DNC 2015 di hotel Borobudur beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, Tim Transisi yang dibentuk Kemenpora bakal menggelar beberapa turnamen di tahun 2015, mulai dari Piala Presiden, Piala Kemerdekaan dan juga Piala Panglima TNI. Sebanyak 10 klub ISL dikabarkan tertarik mengikuti Piala Presiden. Sedangkan klub-klub lainnya masih dalam tahap negosiasi.
Hal ini dikatakan langsung oleh, Koordinator Pokja Komunikasi Tim Transisi, Zuhairi Misrawi, seusai rapat Tim Transisi di kantor Kemenpora. "Dengan sudah adanya konfirmasi dari 10 klub ISL, saat ini kami tinggal mencari dua klub lainnya. Sebab, Piala Presiden tersebut terbatas hanya untuk 12 peserta," katanya
Kemudian terkait kepastian kick-off Piala Presiden itu, Misrawi belum bisa memastikan kapan digelar. Hal itu disebabkan para kontestan turnamen dengan format kompetisi penuh itu membutuhkan waktu.
"Karena kan sebagian klub ada yang sudah membubarkan para pemainnya, ada yang sedang mengumpulkan lagi (para pemainnya)," jelasnya.
Misrawi tidak terlalu mempermasalahkan jika ada sebagian klub yang sudah membubarkan skuatnya. Meskipun demikian Tim Transisi akan terus berkomunikasi dengan mereka. Misrawi juga menyatakan klub dipastikan bakal memanggil kembali para pemainnya apabila mereka tertarik dengan turnamen ini. "Untuk Piala Presiden tidak perlu verifkasi BOPI lagi. Karena mereka sudah lolos verifikasi," tuturnya.