REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ulama di Inggris mengeluarkan fatwa untuk mengurangi periode puasa yang panjang bagi muslim Inggris selama bulan suci Ramadhan. Hal tersebut ditenggarai dimulainya musim panas, menyebabkan para muslim Inggris akan berpuasa sekitar 18 sampai 20 jam.
Sedangkan di Indonesia atau di Timur Tengah sendiri waktu berpuasa sekitar 12 sampai 13 jam. Usama Hasan dari Quillian Foundation telah menganjurkan agar umat Islam di Inggris mengikuti waktu yang sama seperti waktu puasa Mekah, di mana jam puasa berjalan sekitar 12 sampai 13 jam sehari.
"Banyak orang seperti anak-anak yang baru belajar berpuasa, dan orang tua jatuh sakit karena berpuasa hingga 18-20 jam di musim panas ini. Untuk itu kita harus mencari solusi terbaik," ujar Hasan.
Menurutnya posisi Inggris yang dekat dengan Kutub Utara daripada Khatulistiwa sehingga mengalami siang yang lebih panjang saat di musim panas. Kemudian, sambung, Hasan, para ahli hukum Islam selama berabad-abad juga telah menyatakan bahwa bisa mengurangi jam puasa.
"Seperti di Mekkah waktu puasa 12 sampai 14, 15 sampai 16 jam mungkin. Saya pikir itu sangat masuk akal, itu pendekatan yang seimbang di mana Muslim Inggris harus mengadopsi," ucapnya.
Namun, tidak semua dari 2,8 juta Muslim Inggris setuju dengan pendapat Hasan. Sebagian umat Islam Inggris siap untuk berpuasa selama berjam-jam dan menolak keras fatwa dan ide Hasan yang ia tuliskan dalam blognya.
"Kita tidak bisa mengubah prinsip-prinsip Islam hanya sesuai dengan kebutuhan kita," tulis salah orang di blog Hasan.
Hasan yang merupakan peneliti senior dalam studi Islam di Quilliam Foundation, masih relatif sedikit orang yang mengadopsi ini. Tapi tahun ini, ada lebih kesadaran dan diskusi. Orang-orang telah berjuang. "Aku senang telah memulai diskusi ini," kata Hasan.
Hasan mengatakan ia mulai meneliti masalah ini tahun lalu setelah seorang Muslim Glasgow meminta bantuan karena ia merasa ia tidak bisa pergi melalui puasa musim panas lagi. Pada musim panas terpanjang tahun ini, umat muslim akan berpuasa hari lebih dari 18 jam di kota Skotlandia, di mana hari-hari pada akhir Juni adalah satu jam lebih lama daripada mereka di London.
"Saya bertanya-tanya apakah ada fatwa di luar sana dan saya melakukan beberapa penelitian," kata Hasan.