REPUBLIKA.CO.ID,WONOSARI -- Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi menyatakan bahwa korban 'gugrugan' (keruntuhan) batu karang di Pantai Sadranan Gunungkidul diasuransikan. Sehingga mereka akan mendapatkan beaya perawatan dan asuransi meninggal dunia.
"Kami sudah berbicara dengan Disbudpar Gunungkidul dan instansi terkait, para korban diasuransikan. Sehingga kepada pihak asuransi diminta untuk mempermudah pengurusannya, jangan dipersulit," kata Immawan Wahyudi kepada Republika di Wonosari, Kamis (18/6).
Hingga saat ini ada empat korban meninggal dunia dan dua orang luka parah. Korban meninggal dunia Doni (25) bersama Istrinya Tanty (25) warga Salam, Magelang, Jawa Tengah dan dua orang yang masih diidentifikasi.
Sedang dua orang yang mengalami luka berat yaitu Kasiyem warga Karangmojo, Gunungkidul, patah tulang kaki dan Ahmad Taufik, warga Logandeng, Ngablak, Srumbung, Magelang, mengalami luka sobek di paha kiri dan tulang paha kiri patah.
Immawan berharap korban yang meninggal dunia termasuk mati syahid. Sebab mereka datang Pantai Sadranan berniat baik yaitu padusan menjelang Ramadhan 1436 H.
Dijelaskan Immawan, status tebing tersebut diketahui sudah patah, sehingga tinggal menunggu waktu jatuhnya. Namun runtuhnya tebing karang ini tidak diprediksikan akan terjadi saat padusan. "Kita mewaspadai gelombang besar tetapi meleset, malah tebing karang yang 'gugrug'," kata Immawan.
Saat ini, kata Immawan, ada dua atau tiga tebing karang yang patah di tempat wisata pantai Gunungkidul. Karena itu, ke depan pihaknya akan memberikan tulisan peringatan jika tebing tersebut rawan 'gugrug.' "Untuk mengantisipasi agar peristiwa Sadranan tidak terulang lagi. Jadi peringatannya tidak hanya gelombang besar, tetapi juga tebing rawan gugrug," katanya.
Peringatan, kata Immawan, tidak untuk menakut-nakuti. Tetapi para wisatawan diharapkan lebih berhati-hati.