REPUBLIKA.CO.ID, N'DJAMENA -- Pasukan Chad menggunakan pesawat tempur untuk memborbardir kelompok militan Boko Haram, Kamis (18/6). Mereka membalas dendam atas dua bom bunuh diri yang dilakukan pekan ini.
Dilansir dari Dailymail pemerintah Chad mengharamkan cadar secara nasional karena diduga pengguna cadar melakukan tindakan kekerasan setelah N'Djamena mendapatkan serangan hingga menewaskan 33 orang dan 100 lainnya luka-luka. Militer Chad berjanji akan terus mengejar Boko Haram.
Serangan balas dendam oleh Militer Chad mengakibatkan enam markas Boko Haram hancur. Sebelumnya, Boko Haram menyerang markas dan akademi polisi N'Djamena.
Pemerintah Chad mulai merazia pasar yang menjual cadar kemudian membakarnya. "Mengenakan cadar harus segera dihentikan mulai hari ini, tidak hanya di tempat umum dan sekolah, tetapi secara nasional," ujar Perdana Menteri Kalzeube Pahimi Deubet.
Deubet memerintahkan pesan ini untuk disebarluaskan di seluruh tempat ibadah. Siapapun yang terlihat bercadar akan ditangkap, diadili, dan dihukum tanpa proses.
Aturan ini diberlakukan karean Boko Haram menggunakan pembom bunuh diri wanita bercadar untuk menyerang. Presiden Chad, Idriss Deby telah menduga negaranya menjadi target karena turut berperan penting dalam menghancurkan Boko Haram.