REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina telah melarang pegawai negeri setempat, siswa, dan guru di wilayah Xinjiang yang mayoritas Muslim untuk puasa selama bulan Ramadhan. Cina juga memerintahkan restoran untuk tetap buka.
Pelarangan tersebut dilakukan oleh partai berkuasa di Cina. Partai Komunis secara resmi telah membatasi praktik peribadatan di Xinjiang. "Tempat kerja Pelayanan makanan akan beroperasi jam normal selama Ramadhan," kata pemberitahuan yang diposting pekan lalu di situs negara Food and Drug Administration di Xinjiang Jinghe county.
"Tujuan Cina melarang puasa adalah untuk memaksa memindahkan Uighur jauh dari budaya Muslim mereka selama bulan Ramadhan. Kebijakan yang melarang ibadah puasa adalah provokasi dan hanya akan menyebabkan ketidakstabilan dan konflik," kata juru bicara Kongres Uighur Dunia Dilxat Rexit, sebagaimana dilansir laman berita news.kuwaittimes.net, Jumat (19/6).
Kelompok hak asasi Uighur mengatakan, pembatasan Cina tentang Islam di Xinjiang telah meningkat ke ketegangan etnis di wilayah tersebut, di mana bentrokan telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun sebelumnya, Cina juga menghalangi siswa untuk menunaikan ibadah puasa."Selama bulan Ramadhan, siswa tidak masuk masjid dan tidak mengikuti kegiatan keagamaan," kata Biro pendidikan kota Tarbaghatay.