REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Penduduk Pakistan turun ke jalan mengkritik penanganan pemerintah terhadap krisis gelombang panas, Senin (22/6). Jumlah kematian akibat bencana alam ini telah mencapai 445 orang.
Gelombang panas penyapu provinsi selatan Pakistan, Sindh sejak Sabtu dan terus merenggut banyak nyawa. Ratusan orang lainnya dalam kondisi sekarat. Menurut kantor berita Dawn, sekitar 309 jiwa melayang di ibukota provinsi, Karachi.
Suhu panas mencapai 43 derajat Celcius. Hujan di beberapa area tidak cukup meredam panas yang menerpa. Ratusan orang dirawat di beberapa rumah sakit hingga pemerintah mendeklarasikan darurat medis nasional.
Dikutip TIME, Direktur senior medis dan kesehatan di Karachi Metropolitan Corporation (KMC) mengatakan sekitar 400 orang dirawat di rumah sakit binaan KMC.
Penduduk yang protes terlibat bentrok dengan polisi. Menurut media lokal, Pakistan Today, pengunjuk rasa membakar ban dan melempari kendaraan polisi dengan batu.
Selain di jalanan, unjuk rasa juga terjadi di dunia maya. Tagar #KarachiWeepsGovtSleep menjadi trending topik pada Senin.