REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengantisipasi jalur alternatif menuju pantai yang biasa bermunculan saat libur Lebaran. Antisipasi itu supaya tidak mengganggu wisatawan.
Kabid Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunung Kidul Hary Sukmono akan mengantisipasi munculnya jalur alternatif yang pada tahun lalu dikeluhkan wisatawan akibat adanya penarikan uang saat melewati jalur tersebut. "Kami akan menggelar rapat koordinasi termasuk bersama dengan Pemerintah Desa Mulo Kemiri, Planjan, dan Sidorejo. Nanti kami ajak untuk berbicara, untuk mengantisipasi jalur tidak resmi yang menyesatkan wisatawan bisa terantisipasi," tegas Hary di Gunung Kidul, Kamis (25/6).
Ia menuturkan rapat koordinasi akan melibatkan lintas satuan kerja perangkat Daerah (SKPD), desa, dan pelaku kegiatan wisata. Selian itu, akan memasang rambu di jalur wisata agar masyarakat yang belum pernah berkunjung tidak tersesat.
"Hal ini akan dikoordinasikan bagaimana membuat wisatwan nyaman, saat liburan di Gunung Kidul," tambahnya.
Hary mengatakan pada libur Lebaran 2014, jumlah kunjungan wisatawan mencapai lebih dari 300 ribu orang. Untuk tahun ini diperkirakan mencapai 345 ribu orang. "Kami optimistis target itu akan tercapai. Untuk itu, kami terus mempersiapkan berbagai sarana penunjang di objek wisata," kata dia.
Kepala Disbudpar Gunung Kidul Saryanto memprediksi kunjungan wisatawan jumlah kunjungan wisatawan saat libur lebaran akan meningkat. Untuk persiapan pihaknya menyiapkan lebih dari 300 personel, termasuk dari Polri dan TNI. "Kami akan antisipasi terutama kemacetan yang sering terjadi saat libur lebaran, jangan sampai mengganggu wisatawan," tutur dia.
Ia mengatakan sebelum ada pelebaran jalur pihaknya akan mengantisipasi dengan pihak kepolisian. "Apakah akan diterapkan satu jalur atau tetap dua jalur akan kita koordinasikan," imbuhnya.