Kamis 25 Jun 2015 10:42 WIB

Gunung Kidul Antisipasi Jalur tak Resmi Menuju Pantai

Krakal, Gunung Kidul
Foto: tripadvisor.com
Krakal, Gunung Kidul

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengantisipasi jalur alternatif menuju pantai yang biasa bermunculan saat libur Lebaran. Antisipasi itu supaya tidak mengganggu wisatawan.

Kabid Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunung Kidul Hary Sukmono akan mengantisipasi munculnya jalur alternatif yang pada tahun lalu dikeluhkan wisatawan akibat adanya penarikan uang saat melewati jalur tersebut. "Kami akan menggelar rapat koordinasi termasuk bersama dengan Pemerintah Desa Mulo Kemiri, Planjan, dan Sidorejo. Nanti kami ajak untuk berbicara, untuk mengantisipasi jalur tidak resmi yang menyesatkan wisatawan bisa terantisipasi," tegas Hary di Gunung Kidul, Kamis (25/6).

Ia menuturkan rapat koordinasi akan melibatkan lintas satuan kerja perangkat Daerah (SKPD), desa, dan pelaku kegiatan wisata. Selian itu, akan memasang rambu di jalur wisata agar masyarakat yang belum pernah berkunjung tidak tersesat.

"Hal ini akan dikoordinasikan bagaimana membuat wisatwan nyaman, saat liburan di Gunung Kidul," tambahnya.

Hary mengatakan pada libur Lebaran 2014, jumlah kunjungan wisatawan mencapai lebih dari 300 ribu orang. Untuk tahun ini diperkirakan mencapai 345 ribu orang. "Kami optimistis target itu akan tercapai. Untuk itu, kami terus mempersiapkan berbagai sarana penunjang di objek wisata," kata dia.

Kepala Disbudpar Gunung Kidul Saryanto memprediksi kunjungan wisatawan jumlah kunjungan wisatawan saat libur lebaran akan meningkat. Untuk persiapan pihaknya menyiapkan lebih dari 300 personel, termasuk dari Polri dan TNI. "Kami akan antisipasi terutama kemacetan yang sering terjadi saat libur lebaran, jangan sampai mengganggu wisatawan," tutur dia.

Ia mengatakan sebelum ada pelebaran jalur pihaknya akan mengantisipasi dengan pihak kepolisian. "Apakah akan diterapkan satu jalur atau tetap dua jalur akan kita koordinasikan," imbuhnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement