Sabtu 27 Jun 2015 23:58 WIB

Cameron Khawatir Banyak Warga Inggris Jadi Korban di Tunisia

Britain's Prime Minister David Cameron speaks during a news conference on the second day of the G20 Summit in Los Cabos, Mexico June 19, 2012.
Foto: Reuters/Henry Romero
Britain's Prime Minister David Cameron speaks during a news conference on the second day of the G20 Summit in Los Cabos, Mexico June 19, 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri David Cameron, Sabtu, memperingatkan negara itu untuk menghadapi kenyataan bahwa banyak dari yang tewas dalam serangan di loka wisata pantai Tunisia adalah warga Inggris.

Pihak berwenang Tunisia mengenali delapan warga Inggris di antara 38 korban tewas pada Jumat (26/6). Itu kejadian dengan korban warga Inggris terbanyak sejak pemboman di London pada 7 Juli 2005, ketika 52 orang tewas.

"Saya takut bahwa publik Inggris harus siap untuk fakta bahwa banyak dari mereka yang tewas adalah warga Inggris," kata Cameron dalam pidato televisi dari kediamannya di Downing Street.

Dia menambahkan: "Mereka adalah turis yang tidak bersalah, bersantai dan menikmati waktu bersama teman-teman dan keluarga mereka.

"Seperti korban di Prancis dan Kuwait kemarin, mereka tidak menimbulkan ancaman bagi siapa pun," katanya.

"Teroris ini membunuh mereka karena teroris menentang orang dan negara-negara yang bersikap mendukung toleransi perdamaian dan demokrasi di mana pun mereka berada di dunia. Tapi teroris ini tidak akan berhasil," tambahnya

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement