Senin 06 Jul 2015 12:17 WIB

Hikmah Memperlakukan Jenazah dengan Baik

Al Azhar Memorial Garden
Foto: Al-Azhar Memorial Garden
Al Azhar Memorial Garden

REPUBLIKA.CO.ID, Kewajiban menghormati jenazah yang diperintahkan Baginda Rasulullah tentu berdasar pada alasan kuat. Berikut beberapa alasan mengapa Rasulullah begitu keras memerintah umatnya untuk menghormati jenazah:

1. Kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi

Manusia diberi kedudukan mulia sebagai Khalifah dimuka bumi, sebagaimana Alquran: “Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah.” (Al-Baqarah : 30).

Predikat manusia sebagai Khalifah ini terus dibawa hingga manusia telah menjadi jenazah, hingga jelaslah bahwa didalam Islam, jenazah manusia tidak sama dengan bangkai binatang. Meski telah tak bernyawa, manusia berhak dihormati hingga ditempat persemayamannya.

2. Perlakuan terhadap jenazah sama dengan memperlakukannya semasa hidup

Meski sudah tidak bisa merasakan tubuhnya lagi, perlakuan terhadap jenazah dipandang sama dengan memperlakukannya semasa hidup. Sebagaimana  hadist: “Bahwa memecahkan tulang mayit seperti memecahkannya pada waktu dia hidup” (Hadist Shahih Riwayat Abu Daud)

3.Menghormati Sang Pencabut Nyawa

Menghormati jenazah tidak semata hanya kepada orang yang sudah mati saja, melainkan ditujukan juga kepada Sang Pencabut Nyawa, yakni Allah SWT dan malaikat. Ketika rombongan iring-iringan jenazah Yahudi melewati Rasulullah yang tengah duduk-duduk bersama para sahabat, beliau berdiri, hingga iring-iringan jenazah melewati beliau, sebagaimana Hadis : “Rasulullah & para sahabatnya berdiri ketika jenazah orang Yahudi (lewat di hadapan mereka) hingga jenazah itu berlalu” (HR Muslim).

Ketika salah satu umatnya bertanya: "Ya Rasulullah, jenazah orang kafir berlalu di hadapan kami, apakah kami perlu berdiri?" Nabi Saw segera menjawab, "Ya, berdirilah. Sesungguhnya kamu berdiri bukanlah untuk menghormati mayitnya, tetapi menghormati yang merenggut nyawa-nyawa." (HR. Ahmad)

4.Kematian bersifat faza (dahsyat)

Kematian merupakan perkara serius dalam Islam, dimana manusia akan segera mendapatkan ganjaran dari perbuatannya selama didunia, sebagaimana hadist:“Sesungguhnya kematian itu adalah Faza' (dahsyat), maka jika kalian melihat jenazah, maka berdirilah” (HR Muslim)

     

Kita tidak mengetahui apa yang dihadapi atau yang terjadi diliang lahat, apakah jenazah dalam keadaan selamat atau tengah mendapat siksa dari  para Malaikat, untuk itu hendaklah kita menghormati jenazah sebagaimana kita menghormati kematian itu sendiri.  (Adv Al Azhar Memorial Garden)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement