REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Paguyuban Pencinta Batik Sekar Jagad Larasati Suliantoro Sulaiman mengatakan di Imogiri akan berdiri Museum lingkungan batik sedunia.
‘’Hal in bisa ditawarkan dari segi lain di samping Borobudur, Prambanan. Karena di Imogiri khususnya di daerah Kasuwargan yang merupakan makam Sultan Agung merupakan salah satu titik di dunia yang orang tidak boleh mengenakan kain selain batik,’’ kata Suliantoro (panggilan akrab Larasati Suliantoro Sulaiman) pada wartawan usai bertemu dengan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X , di Kepatihan Yogyakarta, Senin (29/6) .
Namun dia belum bisa menargetkan kapan museum lingkungan batik tersebut terealisasi karena arsitektur, lanskapnya harus diperbaiki. Di Imogiri tersebut orang sudah berabad-abad mengenakan batik, kata dia yang akan menerima Anugerah Award Kriya Pusaka dari Yayasan Batik Indonesia.
Dia mengatakan pihaknya diminta oleh Dinas Kebudayaan DIY untuk menyiapkan 500 pembatik yang handal. ‘’Diharapkan setiap kabupaten/kota masing-masing ada 100 pembatik yang handal. Namun untuk merealisasikannya sulit,’’ ujarnya.
Sebetulnya, kata dia menambahkan, di Bantul banyak penduduk yang pandai membatik tetapi sudah 20 tahun tidak dipraktokkan. Karena tidak ada pesanan batik dan sekarang lebih banyak batik printing,’’ungkap dia.
Hal itu diakui oleh Wakil Ketua Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad Ny. Sukanto. Sekarang lebih banyak orang menjual batik printing.
Suliantoro mengungkapkan pernah ada permintaan dari Tokyo 1000 lembar selendang batik tulis kawung yang disiapkan dalam waktu sebulan. Tetapi dia menolak permintaan tersebut karena tenaganya tidak tersedia.