REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri, hari ini, Selasa (30/6) memeriksa mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan. Dahlan diperiksa sebagai saksi dalam kasus sawah fiktif, di Ketapang, Kalimantan Barat pada tahun 2012 dan 2014.
"Hari ini saya diperiksa sebagai saksi soal pencetakan sawah baru," ujar Dahlan, usai diperiksa, di Bareskrim Polri, Selasa (30/6).
Dahlan mengaku menjelaskan terkait pencetakan sawah tersebut dalam pemeriksaan. Menurut Dahlan, sawah baru tersebut diperlukan di Indonesia. Hal tersebut guna mengganti sawah yang setiap tahun selalu berkurang karena kebutuhan perumahan dan industri.
Hingga kemudian, proyek tersebut dilaksanakan oleh PT Shagiang Sri. Perusahaan tersebut, kata Dahlan, melaporkan kepadanya bahwa sudah empat ribu hektar yang sudah selesai pengurusan tanahnya untuk pencetakan sawah baru.
Sawah seluas empat ribu hektar tersebut, lanjut Dahlan, seluas seribu hektar sudah pernah ditanami. Namun, hasilnya tidak memuaskan.
"Karena sawah baru itu menurut teori baru akan berhasil setelah empat tahun," kata Dahlan.
Karena itu, menurut Dahlan, tidak bisa mengharapkan sawah yang baru dibuka dapat dengan cepat berhasil. Dahlan mengaku, diakhir dirinya menjabat sebagai menteri BUMN, meminta agar perusahaan yang menangani proyek tersebut dialihkan dari PT Sang Hyang Seri ke perusahaan PT Pupuk Indonesia.
Dahlan beralasan, PT Sang Hyang Seri merupakan perusahaan yang kecil untuk mengambil alih proyek tersebut. Dahlan juga mengungkapkan memilih PT Pupuk Indonesia untuk mengambil alih. Menurutnya, karena dari sawah baru tersebut penggunan manfaat terbesar adalah pupuk.
"Pupuk Indonesia sudah memulai dengan 100 hektar, dimulai lagi dengan 100 hektar dengan harapan kalau 100 hektar ini sudah baik baru diperluas menjadi yang tadi," Dahlan menambahkan.
Oleh sebab itu, Dahlan meminta agar proyek tersebut tetap dilanjutkan. Sebab, sawah baru yang dibuka terlanjur banyak yaitu empat ribu hektar.
Petani juga sudah menunggu sawah baru tersebut. Dahlan juga meyakini, Pupuk Indonesia mampu mengerjakan proyek tersebut sepanjang mendapatkan dukungan kuat.