REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum Nabi Hud adalah orang-orang penyembah berhala atau patung-patung. Nabi Hud diutus untuk mengembalikan ajaran Nabi sebelumnya yaitu Nabi Nuh AS yang memerintahkan kaumnya untuk menyembah Allah SWT.
Sepeninggal Nabi Nuh, tahun berganti tahun, musim dan zaman pun berganti. Mereka lupa tentang bagaimana leluhur mereka menyembah Allah SWT. Mereka lupa, bagaimana azab yang diturunkan Allah begitu dahsyat menimpa leluhurnya yang tidak mengikuti ajaran Nabi Nuh untuk meyembah Allah.
Hud diutus, untuk mengembalikan mereka pada jalan kebenaran. Nabi Hud AS berasal dari kabilah yang bernama ‘Ad. Kabilah ini tinggal di suatu tempat bernama al-Ahqaf. Berada di sebuah padang pasir yang dipenuhi dengan gunung-gunung pasir, adapun tempat tinggal mereka adlah tenda-tenda besar dan memiliki tiang-tiang yang kuat dan tinggi.
Kaum Nabi Hud terkenal dengan kekuatan fisiknya, dengan tubuh yang amat tinggi, tegap, dan kuat. Sayangnya, meskipun mereka memliki tubuh yang tegap dan tinggi, namun akal mereka dipenuhi degan kegelapan. Mereka menyembah berhala dan siap mati demi tuhan mereka.
Nabi Hud datang dengan membawakan ajakan untuk menyembah Allah. Justru yang didapat hanyalah ejekan, hinaan, bahkan Nabi Hud dikatakan gila oleh kaumnya sendiri. Mereka menganggap, kekuatan adalah hal yang patut dibanggakan.
Nabi Hud mengatakan, bahwa kekuatan yang mereka banggakan itu berasal dari Allah yang telah menciptakan mereka. Tentu saja, Allah SWT lebih kuat dari mereka. Sayangnya mereka tidak mau mendengar ucapan Nabi Hud.
Nabi Hud kembali mengajak kaumnya untuk menyembah Allah dengan berkata yang terdapat daam firman Allah. “Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada tuhan lain bagi kalian selain-Nya.” (QS. Hud: 50)
Itu adalah perkataan yang sama yang diucapkan oleh seluruh Nabi dan Rasul dalam menyampaikan dakwahnya. Perkataan tersebut tidak pernah berubah, tidak pernah berkurang, dan tidak pernah dicabut kembali. Kaum Nabi Hud bertanya, “Apakah engkau ingin menjadi pemimpin bagi kami melalui dakwahmu ini? Imbalan apa yang engkau inginkan?”
Nabi Hud memberitahukan mereka, bahwa hanya Allah yang akan memberikan imbalan itu. Nabi Hud tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari sesama makhluk-Nya. Nabi Hud mengataka, beliau hanya menginginkan kaumnya untuk memerangi akal mereka yang gelap dan meneranginya dengan cahaya kebenaran.