Senin 30 Dec 2024 22:38 WIB

Pesan Nabi Hud untuk Kaum Ad dan Balasan Allah SWT yang Ditimpakan Akibat Mereka Ingkar

Nabi Hud menyampaikan wasiat tauhid hingga permohonan ampun

Badai kencang azan kaum Nabi Hud. Nabi Hud menyampaikan wasiat tauhid hingga permohonan ampun
Badai kencang azan kaum Nabi Hud. Nabi Hud menyampaikan wasiat tauhid hingga permohonan ampun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Nabi Hud alaihissalam merupakan salah satu nabi yang diutus Allah SWT untuk umatnya. Dalam urutan 25 nabi yang wajib diketahui, Hud berada di urutan keempat.

Dia adalah putra Abir bin Syalakh bin Syalakh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Malak bin Mutusyalakh bin Henokh, yaitu Idris 'alaihis salam, putra Yard, putra Mahliel, putra Anusy, putra Siyal, putra Adam, bapak manusia.

Baca Juga

Banyak penulis biografi sepakat bahwa nabi pertama yang diutus oleh Allah setelah Nabi Nuh sebagai pendakwah, pemberi peringatan dan pengemban amanah wahyu-Nya adalah Nabi Hud 'alaihissalam, putra bangsa Arab.

Dalam kitab Muluk Hamir wa Aqyal al-Yaman, karangan al-Hamiri dijelaskan, Hud menasihati anak-anaknya dan berkata, “Aku menasihati kalian agar bertakwa kepada Allah, taat kepada-Nya, dan mengakui keesaan-Nya, dan aku peringatkan kalian dari dunia, karena dunia adalah tipu daya yang memperdayakan, yang tidak akanbertahan lama, baik bagi kalian maupun bagi dunia. Bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan, dan berhati-hatilah terhadap setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Kemudian Nabi Hud berpaling kepada kaumnya dan pamannya, 'Ad, dan menganjurkan kepada mereka apa yang telah dia anjurkan kepada anak-anaknya, serta menasihati mereka dengan apa yang Allah -Ta'ālā- ceritakan tentangnya.

Pertama wasiat tauhid

وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ

“Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.” (QS Hud: 50).

Kedua, wasiat tentang keikhlasan

يَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?" (QS Hud ayat 51).

BACA JUGA: Mengapa Tentara Suriah Enggan Bertempur Mati-matian Bela Assad?

Ketiga, wasiat minta ampun dan bertaubat

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

“Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Hud ayat 52).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement