REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Guru anak-anak pengungsi Rohingya dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Norita Andayani mengatakan, kalau pengungsi Rohingya sudah dipindahkan ke Integrated Community Shelter (ICS) Blang Adoe, Aceh Utara. Pengungsi anak-anaknya akan dibagi berdasarkan umur untuk mendapatkan pendidikan.
"Nanti guru-gurunya dari working group yang terdiri dari 12 NGO lokal seperti ACT, Tanda Seru, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh Utara, Relawan Pintar, Baitul Mal Muamalat (BMT). Saat ini pendidikan untuk anak-anak pengungsi Rohingya sudah berjalan namun masih dilaksanakan di tenda-tenda," kata dia saat ditemui di tenda pengungsi Rohingya di depan Balai Latihan Kerja (BLK), Blang Adoe, Aceh Utara, Jumat, (3/7).
Wanita yang akrab disapa Noni menjelaskan, materi yang diajarkan memang belum seperti sekolah normal pada umumnya. Untuk PAUD anak-anak diajari bertingkah laku baik, bermain sambil bernyanyi, belajar huruf, belajar menyebut angka.
Sedangkan untuk anak usia SMP dan SMA, kata Noni, kebanyakan belum bisa menulis dan membaca. Makanya mereka diajari untuk belajar menulis dan membaca. "Anak-anak belajar dari Senin sampai Kamis. Sedangkan Jumat dan Sabtu mereka lebih banyak mengaji," ujarnya.
Ahad, lanjut Noni, anak-anak bermain atau olahraga. "Mereka senang di Aceh, mereka mau belajar dan bermain, tidak terlihat wajah trauma lagi."