REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencna share swap atau pertukaran saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) anak usaha PT Telkom dengan PT Tower Bersama (TBIG). Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan ekspektasi pasar positif terhadap rencana ini.
"Pasar berharap transaksi share swap dapat direalisasikan karena akan berpengaruh positif terhadap kinerja saham PT Telkom," kata Reza saat dihubungi, Jumat.
Namun keinginan pasar ini terpaksa ditunda, setelah Komisi VI dalam rapat dengar pendapat dengan PT Telkom belum menyetujui rencana tersebut. "Sejak awal kita mempertanyakan apakah pihak-pihak yang menolak ini mengerti atau tidak dengan mekanisme "share swap" tersebut," ujar dia.
Sebelumnya, Dewan Komisaris Telkom secara lisan juga telah menyatakan kepada Menteri BUMN, Rini Sumarno tentang pembatalan rencana "share swap" saham Mitratel. Kemudian ada juga anggapan dengan transaksi share swap Mitratel berarti menaranya dijual ke TBIG, jual aset, transaksinya akan merugikan Telkom. Reza berpendapat tidak ada kerugian dalam transaksi ini, karena Telkom punya opsi untuk menambah kepemilikan di TBIG. Jadi secara langsung TBIG akan jadi milik Telkom. Dampaknya positif justru menambah kinerja dari Telkom.
"Kalau Telkom menggarap sendiri menaranya, itu tidak efisien, karena penyewa menara Mitratel cuma Telkom. Sementara di TBIG satu menara bisa dipakai oleh beberapa oprator, biaya operasionalnya bisa dibagi. Kalau misalnya Telkom menguasai menara, itu juga tidak efisien karena beban operasionalnya justru banyak ditanggung oleh Telkom," tambahnya.
Melalui transaksi "share swap" Telkom akan menguasai TBIG. Nantinya dari hasil penyewaan menara TBIG dengan operator yang lain ada bagian yang bisa diambil oleh Telkom. Dalam forum Rapat Dengar Pendapat depan anggota Komisi VI DPR, kemarin (3/7), Direksi PT. Telkom memaparkan beberapa keuntungan transaksi Mitratel yang akan didapat bagi masyarakat, pelanggan dan industri di Indonesia.
Misalnya aksi korporasi tersebut bertujuan untuk mendukung pencapaian kapitalisasi pasar Telkom, perusahaan BUMN yang menjadi salah satu icon bursa saham Indonesia dan menjadikan Telkom tetap menarik bagi investor dan masyarakat. Keuntungan lain, dapat mendorong industri yang lebih sehat dan efisien dengan infrastruktur (tower) sharing. Kemudian, dengan menjadi industri yang sehat, operator telekomunikasi akan lebih fokus pada bisnis intinya dan berkompetisi secara positif untuk meningkatkan layanan, sehingga akan memberikan keuntungan bagi pelanggan dan masyarakat.