REPUBLIKA.CO.ID, NIGERIA -- Serangan bom bunuh diri terbaru menghantam sebuah Gereja di Nigeria. Dalam serangan tersebut lima jamaah tewas.
"Seorang pendeta dan seorang perempuan serta dua anaknya ikut tewas di antara mereka," kata saksi dan polisi kepada kantor berita AFP, Senin (6/7). Peristiwa tersebut semakin menambah jumlah korban yang tewas di Nigeria. Meski belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Dalam minggu ini, sekitar 200 orang tewas di perbatasan Nigeria akibat kelompok radikal Boko Haram. Ekstremis ini telah melakukan kampanye dengan kekerasan selama enam tahun di timur laut Nigeria. Serangan sebelumnya dari Boko Haram telah membawa kecaman dari Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari.
Setahun yang lalu Boko Haram menyatakan kekhalifahannya di utara-timur Nigeria. Namun, sebagian besar wilayah yang dikuasai kelompok itu, berhasil direbut kembali oleh pasukan militer Nigeria dengan dukungan dari negara-negara tetangga.
"Saya menggambarkan serangan yang dilakukan oleh Boko Haram adalah kekejaman paling keji," ujarnya ketika melihat gelombang kekerasan pekan lalu.
Buhari menyerukan kekuatan militer regional cepat dilakukan dengan dukungan dari negara tetangga. Karena menurut Amnesty International, setidaknya 17.000 orang telah tewas sejak 2009. Kekerasan dilakukan oleh Boko Haram dengan cara yang tidak manusiawi dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).