REPUBLIKA.CO.ID,TENGGARONG -- Hampir setiap sejarah kesultanan di Indonesia menyebutkan peran penting ulama sebagai pengajar, pendakwah, dan pemberi pertimbangan dari kebijakan para sultan. Itu pula yang dimiliki oleh kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura.
Sebagai salah satu kerajaan tertua di Nusantara, setelah peralihan kepercayaan dari Hindu ke kesultanan Islam, Kutai telah memosisikan tinggi seorang mufti atau ulama sebagai pemberi masukan kepada Sultan Kutai.
Salah satu mufti kesultanan Kutai yang dikenal oleh masyarakat Islam di Kesultanan Kutai adalah Habib Muhammad bin Yahya, yang kemudian mendapat gelar Pangeran Noto Igomo.