REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sebanyak 14 mahasiswa Thailand akan menghadapi pengadilan militer dan tidak akan dibebaskan sebelumnya.
Para mahasiswa tersebut ditahan bulan lalu setelah menggelar demonstrasi damai di Bangkok meminta diakhirinya kekuasaan militer.
Simpati terhadap mahasiswa tersebut meningkat di Thailand. Puluhan orang di Bangkok menyempatkan diri menulis pesan dukungan bagi mahasiswa di sebuah kertas tempel. Beberapa bertuliskan "Bebaskan 14 Mahasiswa".
Panglima Militer Jenderal Udomdej Sitabutr mengakui dukungan publik terhadap mahasiswa. Namun, dia menolak membebaskan mahasiswa.
"Pejabat keamanan tidak memandang mahasiswa sebagai musuh. Mereka seperti keponakan kami. Otoritas menangkap mereka karena mereka tidak bertindak sepatutnya. KIta harus membiarkan hukum memutuskan dan langkah selanjutnya adalah melimpahkan kasus ke pengadilan militer," kata Udomdej kepada wartawan, Senin (6/7).
Pekan lalu, PBB dan Uni Eropa mendesak Thailand membebaskan mahasiswa. Namun, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengatakan tidak akan tunduk pada tekanan internasional.