REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Pemerintah Sudan pada Senin (6/7) mengirim tambahan bantuan polisi dan militer ke negara bagian Darfur Timur yang belum lama ini menyaksikan gelombang kerusuhan suku.
"Bala bantuan militer sebanyak 1.800 prajurit telah dikirim ke Darfur Timur untuk membantu mengamankan situasi dan mencegah bentrokan suku," kata Gubernur Negara Bagian Darfur Timur Anas Omer di dalam satu pernyataan pada Senin.
Pasukan gabungan tersebut tidak melibatkan komponen lokal di daerah tersebut sehingga bersikap netral. Ia juga menjelaskan pasukan tersebut memiliki peralatan lengkap untuk menangani situasi. Omer menyatakan tugas pasukan tersebut bukan hanya terbatas pada konflik suku saja.
Mereka juga akan mengawasi pelaksanaan musim tanam dan jalur penggembala selain melindungi jalan nasional yang menghubungkan negara bagian itu dengan Ibu Kota Sudan, Khartoum.
Pada Mei, puluhan orang tewas dan banyak orang lagi cedera ketika bentrokan sengit berkecamuk antara Suku Rezeigat dan Maalia di Darfur Timur, Sudan. Konflik antara Suku Rezeigat dan Maalia berawal dari 1966 gara-gara sengketa tanah.
Konflik itu belakangan berubah jadi makin rusuh setelah minyak ditemukan di daerah sengketa. Bentrokan serupa antara kedua suku tersebut terjadi pada Juli 2014 sehingga menewaskan lebih dari 600 orang dan melukai tak kurang dari 900 orang dari kedua pihak. Sementara itu, lebih dari 55 ribu orang kehilangan tempat tinggal mereka akibat pertempuran.