Rabu 08 Jul 2015 20:22 WIB

Saham Cina Terus Anjlok

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Saham
Saham

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Penjualan dramatis di pasar saham utama Cina terus berlanjut meski para regulator berusaha membendung kerugian, Rabu (8/7). Indeks Komposit Shanghai anjlok delapan persen pada pembukaan sehingga penurunan nilai saham jadi 30 persen sejak puncaknya pada Juni lalu.

Pada Rabu, sekitar 500 perusahaan mengatakan mereka akan menghentikan perdagangan saham untuk melindungi diri dari krisis tersebut. Faktanya, sekitar 1.300 firma menghentikan perdagangan, hampir setengahnya dari saham utama Cina.

Kepala strategi pasar IG, Chris Weston menjuluki hari ini sebagai Rabu Hitam. "Untuk pertama kalinya, China Insurance Regulatory Commission (CIRC) mengakui adanya 'penjualan karena panik'," kata dia.

Hal ini terjadi ketika sekitar 90 persen pasar menghentikan atau gagal untuk mencapai batas harian mereka. Regulator Cina membuat serangkaian janji pada Rabu untuk mencoba meringankan sentimen panik di pasar.

Badan Kabinet yang mengawasi perusahaan milik negara mengatakan mereka telah mengatakan pada perusahaan untuk tidak menjual saham dan membeli lebih demi menjaga stabilitas pasar. CIRC berjanji untuk menghasilkan lebih banyak uang untuk broker dari perusahaan keuangan marjin yang didukung negaranya.

Investor di Cina mengandalkan pembiayaan marjin dari broker ini untuk meminjam uang dan membeli saham. Para penanggung juga diberikan lampu hijau untuk berinvestasi lebih banyak di saham blue chip.

Menurut pengamat BBC, John Sudworth, resiko mengintervensi untuk menghentikan kepanikan pasar hanya akan membuat mereka lebih panik. Penawaran saham telah ditangguhkan, broker diminta membeli saham dan pemerintah berjanji untuk memberikan likuiditas yang cukup untuk menjaga pasar.

Namun badai masih menerpa 40 persen pasar. Intervensi resmi pemerintah juga tidak meyakinkan investor. Sehingga The Shanghai Composite ditutup turun 5,9 persen pada 3,507.19, setelah jatuh sebanyak 8,2 persen selama sesi. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 5,8 persen menjadi 23,516.56. Pasar di seluruh Asia juga lebih rendah, dengan indeks Nikkei 225 ditutup turun 3,1 persen di 19,737.64.

Di Australia, jaham jatuh karena harga bijih besi turun hampir 6 persen ke level terendah tiga bulan. Patokan indeks S & P / ASX 200 ditutup turun 2 persen di 5,469.53. Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,2 persen menjadi 2,016.21 menjelang keputusan bank sentral pada tingkat suku bunga pada hari Kamis.

Pasar saham Cina telah kehilangan sekitar 30 persen nilai mereka sejak pertengahan Juni. Meski masih Maret 2015, banyak investor sudah sangat khawatir. Penjualan dramatis sebenarnya merupakan intervensi dan upaya pemerintah untuk mengurangi panik, namun hal itu malah menimbulkan lebih banyak kepanikan.

Sekitar 80 persen dari investor di pasar saham daratan Cina adalah investor ritel kecil atau disebut ibu dan ayah investor. Investasi dan bermain saham adalah hobi nasional bagi jutaan warga Cina. Banyak dari mereka mengakui bahwa penjualan saham mereka didorong oleh apa yang teman-teman dan keluarga mereka lakukan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement