REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Myanmar mengumumkan akan menggelar pemilihan umum bersejarah pada 8 November, Rabu (8/7).
Pemilu itu merupakan yang pertama kali dalam seperempat abad diikuti partai oposisi di bawah Aung San Suu Kyi. Pengumuman tersebut menjadi awal dari pemilihan umum yang sangat dinantikan di negara yang pernah dipimpin junta militer.
"Pemilihan umum akan digelar pada 8 November. Komisi Pemilihan Umum akan mengumumkan detail lebih lanjut nanti," kata Wakil Direktur Komisi Pemilu Yangon Thant Zin Aung mengenai pemungutan suara tersebut.
Presiden akan dipilih kemudian oleh parlemen, namun Suu Kyi berdasar konstitusi tidak diperbolehkan menjabat posisi tertinggi itu. Partai pimpinan peraih Nobel Perdamaian itu, Liga Nasional untuk Demokrasi belum memastikan apakah mereka akan berpartisipasi dalam pemilu.
"Kami belum bisa mengatakan apakah akan ambil bagian sekarang. Kami perlu melakukan pertemuan untuk membuat keputusan," kata juru bicaranya Nyan Win. Partai tersebut memenangi pemilu pada 1990, saat Suu Kyi masih berada dalam tahanan rumah, namun oleh militer dihalangi untuk mengambil alih kekuasaan.