REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara pada Rabu (8/7) mengancam membalas jika Korea Selatan tidak memulangkan tiga warganya, yang diselamatkan dari kapal nelayan, yang ditemukan terapung.
Kapal penjaga pantai Korsel menyelamatkan lima nelayan, Sabtu kemarin, setelah kapal mereka ditemukan terapung melintasi perbatasan laut di pantai timur.
Tiga di antaranya mengungkapkan keinginan tinggal di Korsel, sementara dua lagi ingin pulang.
Seoul kemudian mengirim pesan kepada Pyongyang bahwa mereka akan mengembalikan dua nelayan, yang meminta dipulangkan lewat perbatasan desa gencatan senjata Panmunjom.
Namun Korut menolak tawaran Korsel, dan bersikeras bahwa kelimanya harus dipulangkan. "Jika Korsel terus menahan di luar keinginan mereka, kami akan mengambil langkah tegas," kata kepala palang merah Korut Kang Su-Rin seperti dikutip laman resmi Pyongyang Uriminzokkiri.
"Kami akan melihat sikap Korsel," katanya.
Ia tidak menjelaskan aksi apa yang akan diambil Korut sebagai balasan. Ia menyerang Korsel karena "terus menerus memaksa" warga Korut yang tersesat ke Korut untuk membelot, dan menyerukan pemulangan segera kelima orang tersebut.
Kebijakan Korsel mengizinkan nelayan Korut yang terdampar untuk memutuskan apakah mereka akan kembali atau tidak ke Korut.
Seoul memulangkan dua nelayan Korut yang diselamatkan di lepas pantai timur pada februari dan lima lainnya pada Juni setelah penyelidik memastikan bahwa mereka memang ingin pulang.
Sejauh ini sekitar 28 ribu warga Korut bermukim di Korsel sejak berakhirnya Perang Korea pada 1950-1953. Korut biasanya memulangkan nelayan Korsel yang diselamatkan di dalam wilayah perairannya, meskipun beberapa ditahan di sana, kemungkinan diluar kemauan mereka.