Kamis 09 Jul 2015 18:47 WIB

Pasar Saham Cina Terjun Bebas

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Bendera Cina. Ilustrasi.
Foto: Reuters
Bendera Cina. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pasar saham Cina menurun tajam selama sebulan lalu. Ini menyebabkan pemerintah panik, hingga melakukan sejumlah upaya luar biasa untuk menghentikan tergelincirnya pasar.

Seperti dilansir Vox News, pada Rabu (8/7) indeks saham Shanghai jatuh 5,9 persen. Ini membuat total kerugian pasar menjadi 32 persen dalam waktu kurang dari satu bulan. Saham Cina melonjak tahun lalu, tetapi mereka tak mencerminkan keuntungan ekonomi yang lebih luas.

Sebaliknya semakin banyak orang berinvestasi di pasar saham dengan dana pinjaman. Ini memiliki ketidakstabilan dan bahaya, banyak investor akan menderita kerugian saat pasar jatuh. Investasi uang pinjaman sebelumnya sangat dibatasi di Cina. Tapi pihak berwenang telah secara bertahap melonggarkan peraturan sejak 2010.

Selama periode yang sama, orang-orang Cina menemukan cara kreatif menghindari aturan ini. Penurunan pasar saham bulan lalu, diikuti upaya otiritas Cina untuk mengendalikan jenis investasi spekulatif. Namun dalam sepekan terakhir pemerintah berbalik arah dan mulai mencoba untuk kembali meningkatkan harga saham.

Keadaan Cina saat ini memiliki beberapa kemiripan dengan situasi di Amerika Serikat pada 2007. Risiko investasi keuangan buruk telah menjamur di Cina. Ini menciptakan bahaya krisis yang menyebar luas di pasar saham untuk perekonomian yang lebih luas.

Namun pasar saham Cina tak begitu besar, dibanding perekonomian Cina. Sehingga kepanikan mungkin tak menyebar ke perekonomian secara keseluruhan. Pada Juni 2014 dan 2015, para peminjam uang membanjiri pasar saham Cina.

Langkah ini membantu mendorong harga saham naik hingga 150 persen. Selama periode ini, jumlah margin perdagangan resmi yang disetujui pasar saham Cina menggelembung dari 403 miliar yuan menjadi 2,2 triliun yuan.

Kamis lalu, regulator sekuritas Cina mengumumkan akan sekali lagi mengurangi jumlah uang yang dibutuhkan untuk membuka rekening margin perdagangan. Pada Sabtu 21 broker besar Cina membuat pengumuman yang terkoordinasi berjanji untuk membeli saham Cina senilai 120 miliar yuan untuk membantu menstabilkan pasar.

Broker Cina berjanji terus membali saham sampai indeks Shanghai naik ke 4500. Juga 28 perusahaan swasta membatalkan rencana untuk mengadakan penawaran umum perdana yang bisa terkuras dari perusahaan yang sudah go public. Ini secara luas diduga langkah ini dibuat atas perintah dari pemerintah Cina.

Pada Ahad (5/7), bank sentral Cina juga mengumumkan akan menyuntikkan uang ke Perusahaan Sekuritas Keuangan Cina. Dengan kata lain, pemerintah Cina mencetak uang untuk membiayai investasi saham. Pada Senin (6/7), majalah keuangan Cina Caijing melaporkan, pemerintah telah memerintahkan dana jaminan sosial nasional untuk tak menjual saham apapun di perusahaan Cina.

Pada Rabu (8/7), pemerintah mengatakan kepada perusahaan milik negara dan eksekutif untuk membeli saham. Mereka juga memerintahkan perusahaan asuransi untuk membeli lebih banyak saham dan menawarkan lebih banyak kredit untuk membantu orang membeli saham.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement