REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kabag Perencanaan Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djamal Sebastian memastikan pembangunan Terminal Arjosari Kota Malang, Jawa Timur, tuntas akhir 2015.
"Sekarang pengerjaan pembangunan terminal sudah mulai dilanjutkan kembali setelah beberapa bulan terakhir dihentikan. Targetnya selesai selesai akhir 2015 dan sekarang mulai membangun landasan bus," kata Djamal ketika mengecek sejauh mana kondisi dan proses pembangunan Terminal Arjosari, Jumat (10/7).
Ia mengakui pembangunan Terminal Arjosari memang molor, seharusnya pembangunan terminal selesai pada 2014. Namun, karena ada perubahan desain dan alokasi anggaran, pembangunan terminal diperkirakan baru selesai akhir tahun ini.
Targetnya, lanjut Djamal, akhir tahun ini terminal baru tersebut sudah tuntas pembangunannya dan bisa dioperasikan. "Harapan kami akhir tahun ini semua sudah beres dan terminal bisa berfungsi maksimal, sehingga calon penumpang bus maupun angkutan kota merasa nyaman," ujarnya.
Selain mengecek sampai sejauh mana proses pembangunan tersebut, Djamal yang didampingi Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Handi Priyanto juga melakukan inspeksi mendadak terkait kesiapan angkutan Lebaran.
"Pembangunan shelter baru di Terminal Arjosari sudah dilanjutkan kembali, namun prosesnya tidak bisa maksimal karena dikhawatirkan akan mengganggu arus mudik dan balik Lebaran. Insya Allah setelah Lebaran pembangunannya bisa dilaksanakan maksimal," kata Kepala Dishub Kota Malang Handi Priyanto.
Pembangunan Terminal Arjosari dimulai sejak 2011 dan ditargetkan selesai 2014, namun pembangunan terminal molor hingga sekarang. Anggaran pembangunan terminal tersebut dari pemerintah pusat.
Awalnya, pemerintah pusat menganggarkan dana sebesar Rp 110 miliar untuk pembangunan terminal terpadu yang rencananya akan dilengkapi berbagai fasilitas, seperti penginapan, pusat perbelanjaan, pujasera dan pusat kebugaran. Namun, dalam perjalanannya, ada perubahan desain dan pengurangan anggaran.
Pembangunan terminal sempat berhenti karena anggaran dari pemerintah pusat tidak cair. Karena anggaran yang dibutuhkan dinilai terlalu besar, pemerintah pusat membuat DED baru. Berdasarkan DED baru, anggaran pembangunan terminal dipangkas cukup besar, dari Rp 110 miliar menjadi Rp 60 miliar.
Untuk pembangunan tahap pertama dan kedua, anggaran sudah cair Rp 20 miliar. Pada 2014, anggaran pembangunan cair sebesar Rp 7,5 miliar dan 2015 sebesar Rp 30 miliar, bahkan akan ditambah lagi sebesar Rp 10 miliar.
Selama proses pembangunan, kondisi terminal cukup memprihatinkan karena kondisi landasan bus banyak yang berlubang, apalagi ketika musim hujan, landasan bus becek dan fasilitas ruang tunggu penumpang juga seadanya.