Senin 13 Jul 2015 06:33 WIB

Jokowi Diminta Waspada Gejolak Ekonomi Dunia

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin rapat terbatas membahas otonomi daerah di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/7).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin rapat terbatas membahas otonomi daerah di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah menyarankan kepada Presiden Joko Widodo untuk terus mewaspadai gejolak ekonomi dunia. Kewaspadaan bisa dilakukan dengan membuka dialog kepada berbagai pihak terkait gejolak ekonomi dunia, khususnya di Yunani dan Cina.

"Cepat atau lambat dampaknya akan berpengaruh terhadap Indonesia, maka harus diantisipasi," kata Firmanzah, Ahad (12/7).

Hal tersebut bertujuan, kata dia, untuk meminimalkan dampaknya terhadap ekonomi di Indonesia. "Jangan memberikan stimulus berlebihan," katanya.

Firmanzah juga mengatakan Indonesia tengah menghadapi tantangan ekonomi internal dan eksternal.

Menurutnya, di dalam negeri ada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan eksternal adalah gejolak ekonomi di Yunani, penurunan saham Tiongkok hingga 30 persen, serta kebijakan dari keputusan bank sentral Amerika The Fed yang belum pasti.

Namun, Firmanzah mengatakan, tekanan akibat kondisi internal dan ekternal itu tidak akan membuat Indonesia mengalami krisis seperti 1998. "Fundamental kita masih terjaga, misalnya sekarang ada proses dan prosedur pengelolaan utang negara," kata Firmanzah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement