REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong Tentara Nasional Indonesia (TNI) agar menggunakan alutsista buatan dalam negeri. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim, usai bertemu Wapres JK di kantor Wapres, Jakarta, Senin (13/7).
"Saya juga laporkan Pindad sudah bisa membuat amunisi kaliber besar, beliau tanya sudah dipesan atau belum, belum. Dia bilang saya dorong pengguna, TNI, gunakan amunisi kaliber besar," kata Silmy di kantor Wapres.
Dalam pertemuan ini, keduanya juga membahas potensi anggaran dalam penggunaan alutsista dari dalam negeri yang sebanyak 30 persen dari anggaran TNI. Anggaran pertahanan untuk pembelian alutsista tersebut tercatat meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, perbincangan dengan Wapres juga menyinggung upaya untuk meningkatkan produk pertahanan dalam negeri. Silmy pun menyatakan PT Pindad siap untuk memasok alutsista yang dibutuhkan baik oleh TNI maupun kepolisian.
"Tergantung penugasan seberapa besar tugas kami memproduksi. Kalau kita belum mampu, kita akan kerjasama," tambah dia.
Menurut Silmy, Wapres juga berkomitmen untuk mengawasi proses pengadaan alutsista dalam negeri. Sehingga, produksi alutsista dari dalam negeri pun dapat meningkat.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan apabila Indonesia membeli alutsista buatan luar negeri, maka diharapkan alutsista tersebut dapat memberikan manfaat yang maksimal, yakni juga dapat memberikan manfaat alih teknologi.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar PT Pindad melaporkan kemampuannya dalam memenuhi produksi alutsista nasional. "Karena itu saya bilang coba ukur ketahui anda punya kemampuan sampai dimana, berapa yang bisa dipenuhi alutsista nasional," kata JK.
JK juga mengatakan, pertemuannya dengan direktur utama PT Pindad dilakukan untuk membahas kemajuan pengembangan industri pertahanan. Ia pun menilai PT Pindad masih dapat meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi alutsista.