Selasa 14 Jul 2015 06:10 WIB

Jelang Lebaran, Priangan Timur Siaga Krisis Air Bersih

Rep: C10/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kesulitan Air Bersih. Sejumlah warga mengambil air dari sebuah sendang di Lelea, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (8/7).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Kesulitan Air Bersih. Sejumlah warga mengambil air dari sebuah sendang di Lelea, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Menjelang Lebaran di wilayah Priangan Timur Jawa Barat (Jabar) musim hujan telah berakhir. Memasuki musim kemarau sejumlah lahan pesawahan mulai kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga mengimbau masyarakat yang tinggal diwilayah tadah hujan untuk siaga krisis air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ciamis, Diki Erwin Juliadi mengatakan, Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Ciamis sudah membuat SK bupati tentang pernyataan siaga kekeringan. Saat ini SK tersebut sudah keluar.

"Pada kemarau tahun sebelumnya ada 20 sampai 30 desa yang mendapat bantuan karena krisis air bersih," kata Diki kepada Republika, Senin (13/7).

Diki menjelaskan, setiap kemarau panjang selalu terjadi kekeringan. Pada tahun ini BPBD Ciamis telah siaga karena dikhawatirkan terjadi seperti tahun sebelumnya. Biasanya wilayah utara dan selatan Ciamis yang mengalami krisis kekeringan.

Diki menambahkan, BPBD Kabupaten Ciamis akan tetap siaga dan antisipasi. Ia mengungkapkan pihaknya akan berkoordinasi dengan provinsi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selanjutnya tinggal menunggu rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Untuk mengetahui dari kapan dan sampai kapan musim kemarau ini akan berlangsung," kata Diki.

Kekeringan dan krisis air bersih juga menimpa Kabupaten Pangandaran. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena mengatakan, masyarakat sudah ada yang melaporkan masalahan kekeringan ke BPBD. Awal bulan ini ada 11 titik yang berpotensi kekeringan.

Namun jika tidak terjadi hujan dalam beberapa pekan kedepan, akan krisis air bersih. Nana mengungkapkan, pada tahan lalu ada 293 titik wilayah yang kekeringan. Tapi kemarau kali ini baru ada 11 titik yang dilaporkan ke BPBD.

Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin juga melaporkan, di Kabupaten Tasikmalaya hampir 60 persen wilayah kekeringan saat kemarau panjang. Terutama wilayah pertanian. Menurutnya, sumber dan kantong-kantong mata air harus lebih dijaga dan dimanfaatkan lagi oleh masyarakat.

Kepala BPBD Kota Tasikmalaya, Sony Sudrajat menambahkan, pada kemarau tahun lalu ada satu kecamatan yang mengalami krisis air bersih, yakni di Kecamatan Tamansari. Di musim kemarau bukan hanya persoalan kekeringan yang harus dikhawatirkan. Menurutnya, masyarakat juga harus diingatkan agar waspada pada bahaya kebakaran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement