REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menuturkan, kabut asap akibat kebakaran hutan di Riau, menjadi ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat setempat. Khususnya, warga yang mengidap gangguan paru-paru dan jantung, serta orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak.
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan, kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Sehingga menyebabkan kerja fungsi paru-paru berkurang sehingga orang mudah lelah dan bahkan kesulitan bernapas.
"Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi," ujar Tjandra Yoga Aditama, Senin (13/7), dalam pesan singkat yang diterima ROL.
Salah satu penyakit yang umum dijumpai ialah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Tjandra mengungkapkan, ISPA disebabkan ketidakseimbangan daya tahan tubuh (host) terhadap bakteri atau virus yang masuk melalui saluran pernapasan.
Lantaran itu, tutur Tjandra, warga Riau dan sekitarnya agar sedapat mungkin menghindari aktivitas di luar rumah. Khususnya, bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernapasan.
"Jika terpaksa pergi ke luar rumah atau gedung, maka sebaiknya menggunakan masker," tegas dia.
Untuk menjaga metabolisme tubuh, lanjut Tjandra, warga dianjurkan sekali untuk minum air lebih banyak dan sering. Adapun, bagi warga yang telah mengalami ISPA agar segera berobat ke pusat layanan kesehatan terdekat.
"Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah, sekolah, kantor, dan ruang tertutup lainnya," tambah dia.