REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyebut insiden pembakaran masjid di Papua menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ditindaklanjuti oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang baru, Sutiyoso. Pasalnya kejadian tersebut tidak lepas dari tanggung jawab BIN.
"Kepada Pak Yos (Sutiyoso) Kepala BIN kita yang baru, ini adalah PR (pekerjaan rumah) yang harus segera dituntaskan dan ditindaklanjuti oleh beliau," kata Saleh kepada ROL, Jumat (17/7) malam.
Semestinya, ujar dia, insiden itu tidak akan terjadi jika BIN bergerak cepat. Melihat kondisi kemarin, ini menunjukkan BIN kecolongan menangani permasalahan intelijen. Oleh karena itu ini menjadi tanggung jawab baru agar ke depannya BIN bisa menjadi lebih sigap di bawah kepemimpinan Sutiyoso.
Ia berharap ke depannya BIN bisa bertindak cepat serta memberikan informasi yang lebih akurat. Jadi, pihak berwenang dalam hal ini polisi atau TNI bisa bergerak menjaga keamanan dengan lebih ketat sehingga kejadian seperti itu tidak terjadi lagi.
Pembakaran masjid terjadi menyusul aksi protes jemaat GIDI atas proses perayaan hari raya Idul Fitri oleh umat Islam. Pasalnya dalam perayaan tersebut masjid menggunakan pengeras suara untuk mengumandangkan takbir. Masa membakar masjid tepat saat Muslim melaksanakan shalat Idul Fitri sekitar jam tujuh pagi waktu setempat.